BERITA

Wapres: Terorisme dan Radikalisme Tak Ada di Ajaran Agama Manapun

""Bahwa terorisme adalah kejahatan terhadap kemanusiaan, dan tidak ada kaitannya dengan agama apapun.""

Heru Haetami

Wapres: Terorisme dan Radikalisme Tak Ada di Ajaran Agama Manapun
Wapres Ma'ruf Amin saat meluncurkan RAN penanggulangan ekstremisme di Jakarta. (Foto: Twitter/@Kiyai_MarufAmin)

KBR, Jakarta - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyatakan aksi terorisme dan radikalisme tidak ada dalam ajaran agama manapun.

Menurut Ma'ruf, tindakan ekstremisme dan terorisme merupakan perbuatan yang berlebihan dalam beragama.

"Bahwa terorisme adalah kejahatan terhadap kemanusiaan, dan tidak ada kaitannya dengan agama apapun. Semua ajaran agama menolak terorisme apapun alasannya. Saya juga ingin menegaskan kembali bahwa tidak ada satupun agama yang mengajarkan penganutnya untuk melakukan ekstremisme dan terorisme," katanya saat Peluncuran Pelaksanaan Rencana Aksi Nasional dan Penanggulangan Ekstremisme di Jakarta, Rabu (16/6/2021).

Ma'ruf Amin menjelaskan, pembukaan UUD 45 yaitu melindungi segenap bangsa menjadi dasar hukum pemerintah melakukan pencegahan tindak pidana terorisme.

Dalam survei Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), kata dia, ditemukan indeks potensi radikalisme pada Tahun 2020 mencapai 14,0 dari skala 0-100. Menurun dari tahun lalu yang mencapai 38,4.

Meski menurun, lanjutnya, diperlukan kewaspadaan untuk mencegah potensi ekstremisme menjadi lebih besar.

"Kita harus selalu waspada dan tetap berusaha mencegah dan menanggulangi sikap-sikap intoleransi, radikalisme dan ekstremisme meski potensi radikalisme kini sudah mengalami penurunan signifikan," pungkas Ma'ruf Amin.


Editor: Kurniati Syahdan

  • terorisme
  • ekstremisme
  • Ma'ruf Amin
  • kejahatan kemanusiaan
  • radikalisme
  • BNPT

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!