BERITA
Menteri Investasi Tahun Depan Gencarkan Hilirisasi
"Penciptaan produk-produk substitusi impor harus kita dorong kemudian mampu memberikan nilai tambah yang maksimal."
AUTHOR / Sadida Hafsyah
KBR,Jakarta- Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia akan menggencarkan pengembangan industri hilirisasi. Ia menyatakan arah kebijakan investasi tahun 2022 akan difokuskan ke arah ini.
Kata dia, akan menopang pertumbuhan ekonomi, dengan sumbangan dari sisi konsumsi rumah tangga yang besar.
"Dari konsumsi 57 persen, kita harus mendorong kepada investasi yang menciptakan nilai tambah supaya melahirkan tenaga kerja yang berkualitas. Jadi kita harus geser. Karena untuk mencapai kita punya pendapatan per kapita 12 ribu Dolar AS ke depan, itu harus kita geser. Jadi memang kita harus hilirisasi. Penciptaan produk-produk substitusi impor harus kita dorong kemudian mampu memberikan nilai tambah yang maksimal. Sehingga produk yang kita ekspor nantinya bukan lagi produk-produk bahan baku," jelas Bahlil saat menjadi nara rilis survei Indikator "Kinerja Presiden, Pemulihan Ekonomi Pasca-Pandemi dan Peta Elektoral Terkini", Minggu (05/12/21).
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia optimis pertumbuhan ekonomi nasional akan bergerak jauh lebih baik dengan perubahan struktur ekonomi, yang berdasarkan pada peningkatan investasi di sektor hilirisasi. Ia mengupayakannya, mulai akhir tahun 2021 ini.
Baca: Survei LSI : Intoleransi di Era Jokowi Masih Tinggi
Meski begitu, pertumbuhan ekonomi tak hanya mengandalkan investasi. Ia menekankan penanganan pandemi Covid-19 tetap menjadi kunci pengendalian kondisi ekonomi Indonesia.
"Jadi pertumbuhan ekonomi 2022 akan lebih baik dengan satu syarat kendalikan Covid-19 dengan baik dan jangan terlalu buat hoaks terlalu banyak, sebab ekonomi butuh stabilitas ekonomi yang baik," lanjutnya.
Kepuasan Meningkat
Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia menyebut kepuasan terhadap kinerja Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin meningkat. Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengungkapkan penilaian ini dilihat dari survei kepuasan publik, terhadap pemimpin negara saat ini, yang melibatkan 2 ribuan responden.
"Ini kinerja Presiden total ada 72 persen yang sangat puas atau cukup puas terhadap kinerja Presiden Jokowi. Di bulan Juli 2021, approval rating Presiden saat itu 59 persen. Terendah dalam enam tahun terakhir. Nah ini approval rating sekarang adalah kenaikan tertinggi selama pandemi dua tahun terakhir," ucap Burhanuddin dalam Rilis Indikator: Kinerja Presiden, Pemulihan Ekonomi Pasca-Pandemi dan Peta Elektoral Terkini, Minggu (05/12/21).
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menjelaskan sejak Pemilihan Umum (Pemilu) tahun lalu, survei kepuasan Presiden dan Wakil Presiden setiap bulannya, cenderung mengalami penurunan. Baru dalam dua bulan terakhir ini, terjadi peningkatan yang konsisten dan cukup tinggi.
"Dua hal ini yang menyebabkan kepuasan terhadap Presiden meningkat, yaitu perbaikan persepsi di bidang ekonomi dan penanganan Covid-19," ucapnya.
Survei Indikator dilaksanakan periode 2-6 November 2021. Survei melibatkan 2.020 responden berusia di atas 17 tahun dengan rincian sampel basis 1.220 orang dan oversample 800 responden.
Survei menggunakan metode simple random sampling, dengan toleransi kesalahan sekitar ± 2,9% dan tingkat kepercayaan 95%.
Editor: Rony Sitanggang
Komentar
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!