BERITA

Menkes: Daerah Tak Perlu Tahan Stok Vaksin Covid-19

"Daerah tidak perlu memegang stok karena nanti akan diatur suntik keduanya dari pusat, dari kita. Jadi pakai aja semuanya disuntik sesuai dengan aturan."

AUTHOR / Astri Yuanasari

Menkes: Daerah Tak Perlu Tahan Stok Vaksin Covid-19
ilustrasi vaksinasi covid-19

KBR, Jakarta - Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin meminta pemerintah daerah tidak menahan stok vaksin Covid-19 terlalu lama.

Ia mengungkapkan, masih banyak daerah yang menahan stok vaksin untuk suntikan kedua. Padahal, menurutnya, pembagian stok vaksin ke daerah telah diatur pemerintah pusat.

"Atas arahan Bapak Presiden kita ingin menegaskan sekali lagi, daerah tidak perlu memegang stok karena nanti akan diatur suntik keduanya dari pusat, dari kita. Jadi pakai aja semuanya disuntik sesuai dengan aturan. Jadi kalau kita bisa bilang ini sebagai suntik 1, lakukan sebagai suntik 1 semuanya, kalau ini sebagai suntikan kedua, lakukan sebagai suntikan kedua semuanya, manajemen stoknya dilakukan di pusat," kata Budi dalam keterangan pers virtual, Selasa (24/8/2021).

Baca: Jokowi: Vaksinasi Tahan Laju Penyebaran Covid-19

Budi menyebut, hal ini yang menyebabkan masih banyak stok vaksin yang sudah tersebar di daerah, namun belum digunakan.  "Bahkan, jumlah vaksin yang belum digunakan pemerintah daerah ini mencapai 25 juta dosis," kesalnya.

Budi melajutkan, di sisi lain, ada kabupaten/kota yang kehabisan stok, imbas terlambatnya distribusi vaksin dari provinsi ke kabupaten/kota kadang.

"Kami minta gubernur mempercepat distribusi vaksin Covid-19 ke kabupaten/kota setempat," ungkapnya.

Baca juga: Hidup Berdampingan dengan Covid-19, Begini Strategi Menkes

Hingga saat ini, Indonesia telah menerima 130 juta dosis vaksin Covid-19. Dari 130 juta tersebut, 116 juta dosis telah ada di daerah, 8,1 juta dosis dalam tahap distribusi ke daerah, dan 5,3 juta dosis di pemerintah pusat.

"Saat ini yang sudah disuntikkan masih sekitar 91 juta dosis, sehingga masih ada sekitar 25 juta stok vaksin yang berada di daerah dan belum disuntikkan," pungkas Budi Gunadi Sadikin.


Editor: Kurniati Syahdan

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!