BERITA

ITAGI: Anak Dengan Komorbid Aman Divaksin COVID-19

"Anak dengan riwayat asma hingga epilepsi pun bisa divaksin, asal kondisinya sehat dan keadaan terkendali."

Resky Novianto

ITAGI: Anak Dengan Komorbid Aman Divaksin COVID-19
Ilustrasi: Seorang Anak Menerima Suntikan Vaksin. (Antara)

KBR, Jakarta- Kelompok Penasihat Teknis untuk Imunisasi Indonesia (ITAGI) menyatakan anak dengan penyakit penyerta atau komorbid, dapat mengikuti vaksinasi Covid-19. Syaratnya, komorbid anak harus terkontrol dengan baik. Ketua ITAGI, Sri Rezeki Hadinegoro, mengimbau para orang tua untuk tidak ragu memvaksinasi anak-anaknya. Ia mencontohkan anak dengan riwayat asma hingga epilepsi pun bisa divaksin, asal kondisinya sehat dan keadaan terkendali.

"Saya kira kalau ada anak dengan suatu penyakit-penyakit komorbid yang memang belum terkendali, ini memang harus bertemu dengan dokter yang merawat. Tetapi kalau (riwayat) epilepsi katakan, tidak pernah kumat lagi mungkin tidak apa-apa. Asma juga demikian, kalau dalam satu minggu memang dia pernah dirawat karena asma berat (sebaiknya) kita tunda dulu, tapi kalau satu minggu (terakhir) tidak apa-apa, dia punya asma tapi lagi tenang dan terkontrol, saya kira tidak masalah (divaksin)," ujar Sri Rezeki dalam Webinar: Kupas Tuntas Vaksinasi COVID-19 untuk Anak di Kanal Youtube Antara, Kamis (12/8/2021)

Sri Rezeki mengatakan, anak dengan riwayat komorbid perlu mendapat perlindungan dengan vaksin Covid-19. Pasalnya, anak tersebut akan lebih rentan mengalami gejala yang parah bila terpapar Covid-19. Menurutnya, penyakit komorbid seperti asma, justru harus mendapat imunisasi.

"Karena Covid itu yang pertama kali diserang adalah paru-paru tadi. jadi si virus masuknya ke badan kita lewat hidung yang kita hisap itu reseptornya ada di selaput lendir paru, jadi ini yang bahaya," tuturnya

Lebih lanjut, Sri Rezeki meminta para orang tua untuk memberikan pendekatan yang tepat terkait edukasi vaksinasi. Hal ini, kata dia, bertujuan agar anak-anak bersedia divaksin Covid-19. Ia menyebut, peran orang tua menjadi penting agar anak-anak turut mengikuti vaksinasi.

"Anak (juga) sebelum disuntik, (akan) diperiksa tekanan darah dan suhu. Kalau saat pemeriksaan meragukan, biasanya dirujuk ke dokter dan tidak disarankan disuntik. (Nanti) ada ceklis khusus untuk anak-anak sebelum disuntik," pungkasnya.

Adapun target sasaran kelompok anak usia 12-17 tahun ini adalah 26,7 juta orang. Terhitung hingga 11 Agustus 2021 kemarin, ada sekitar 2,34 juta anak dan remaja telah menerima vaksin dosis pertama dan 475 ribu anak menerima dosis kedua.

Editor: Friska Kalia

  • ITAGI
  • vaksin covid-19
  • Vaksin Anak
  • Komorbid

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!