BERITA

Dewan Pers: Sengketa Pemberitaan Meningkat, Banyak Media Tak Profesional

Selama enam bulan terakhir, Dewan Pers telah mengeluarkan lebih dari 10 rekomendasi yang menyatakan media teradu dinyatakan tidak profesional.

AUTHOR / Adhar Muttaqin

Dewan Pers: Sengketa Pemberitaan Meningkat, Banyak Media Tak Profesional
Ilustrasi. (Foto: vreimunde/Flickr/Creative Commons)


KBR, Trenggalek
- Kasus sengketa pemberitaan yang dilaporkan ke Dewan Pers terus meningkat.

Bahkan, Dewan Pers menilai kasus sengketa media saat ini semakin serius karena menyangkut hal dasar dalam jurnalistik.


Anggota Dewan Pers Imam Wahyudi mengatakan selama enam bulan terakhir, dari Maret hingga Agustus, Dewan Pers telah mengeluarkan lebih dari 10 rekomendasi yang menyatakan media teradu dinyatakan tidak profesional.


Pelanggaran jurnalistik tersebut jauh lebih tinggi dibanding beberapa tahun sebelumnya. Dari catatan Dewan Pers, pada tahun 2013 hingga 2016 Dewan Pers hanya mengeluarkan sekitar 10 rekomendasi yang menyatakan media teradu tidak profesional.


Pelanggaran yang yang terjadi dinilai semakin parah dan mengindikasikan semakin tidak profesionalnya media, karena menyangkut hal-hal mendasar dalam dunia jusnalistik. Misalnya, pemberitaan tidak terverifikasi atau bohong, berita tak berimbang dan jauh dari nilai-nilai jurnalistik.


"jadi kalau sebelumnya selama tiga tahun terakhir ada 10 rekomendasi, bahwa media yang bersangkutan dinyatakan tidak profesional karena melakukan pelanggaran serius, sekarang dari bulan Maret sampai sekarang kami sudah mengeluarkan 10 rekomendasi, padahal hanya beberapa bulan," kata Imam Wahyudi, dalam diskusi di Trenggalek, Jawa Timur.  


Imam Wahyudi mengatakan Dewan Pers berusaha menyelesaikan setiap laporan dugaan pelanggaran pemberitaan melalui jalur mediasi dan dilakukan penyelesaikan menggunakan hak jawab dan permintaan maaf.


Namun apabila dalam penilaian dinyatakan tidak profesional, Dewan Pers menyerahkan sengketa kasus tersebut ke pengadu untuk dibawa ke ranah hukum.


Baca: Dewan Pers Sebut Media Sudah Dirasuki Kepentingan Parpol

Editor: Agus Luqman 

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!