HEADLINE

Daripada Buka Lahan dengan Bakar, KLHK Sarankan Tawarkan Warga Bikin Cuka Kayu

""Satu tong yang volumenya 200 liter kalau di bakar bisa menghasilkan cuka kayu sebanyak 20 liter selama proses 24 jam.""

Dwi Reinjani

Daripada Buka Lahan dengan Bakar, KLHK Sarankan Tawarkan Warga Bikin Cuka Kayu
Petugas BPBD Riau menyemprotkan air ke lahan gambut yang terbakar di Kabupaten Kampar, Riau, Senin (7/8/2017). Banyak kebakaran lahan terjadi karena proses pembukaan ladang dengan cara dibakar. (Foto: ANTARA/Rony Muharrman)

KBR, Jakarta - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) kembali menawarkan solusi pembukaan lahan tanpa harus dengan cara dibakar.

Tawaran itu diajukan mengingat salah satu penyebab utama terjadinya kebakaran hutan dan lahan adalah karena kegiatan pembukaan lahan pertanian oleh warga dengan cara membakar sisa kayu dan ranting.


Kepala Sub Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, KLHK, Sunarno mengatakan kegiatan pembakaran itu menimbulkan area panas yang meluas dan merembet ke daerah kering yang mudah terbakar.


Sunarno mengatakan KLHK sebetulnya pernah mengadakan pelatihan mengenai alternatif penyediaan lahan tanpa perlu dibakar lebih dulu. Diantaranya dengan memanfaatkan sisa kayu atau ranting menjadi produk berguna lain. Namun program itu mandeg lantaran minim peminat dan tidak ada akses menjual produk hasil olahan.


"Kita mencoba menangani itu dengan beberapa cara, seperti dengan PLTB, Penyiapan Lahan Tanpa Bakar. Dulu pernah kami sampaikan cara-cara pelatihan, dengan membuat briket arang dengan kompos. Cuma kendala nya ketika itu masalah akses pasar. Ini yang jadi kendala," kata Sunarno, di Manggala Wanabakti, Jakarta, Selasa (8/8/2017).


Baca juga:


Selain membrikat arang, kata Sunarno, KLHK juga menawarkan pembuatan cuka kayu untuk memanfaatkan kayu dan ranting tidak terpakai, supaya memberi keuntungan bagi masyarakat.


Cara pembuatan cuka kayu adalah; kayu dan ranting yang ada di lahan dikonversi ke dalam satu tong, kemudian dibakar dalam suhu tinggi sehingga menghasilkan asap yang akan masuk kedalam pipa yang kemudian asapnya di dinginkan menjadi cair.


"Kita zip, kita ringkas kayu dalam satu tong lalu kita bakar, kemudian didinginkan jadi cair. Ini cukup bagus, satu tong yang volumenya 200 liter kalau di bakar bisa menghasilkan cuka kayu sebanyak 20 liter selama proses 24 jam. Ini suatu yang baik, kita sekarang sedang mencari pasar untuk menjualnya kalau pasar terbuka peluangnya cukup bagus." ujar Sunarno.


Cuka kayu itu, kata Sunarno, bermanfaat sebagai penyubur tanaman jika digunakan secara teratur pada tanah yang akan ditanami. Cuka kayu itu bisa dimanfaatkan sebagai pendamping kompos agar tanah menjadi subur.


Selain berdampak baik pada tanah, kata Sunarno, jika digeluti dengan benar dapat memberi keuntungan materi bagi warga yang membuatnya.


Baca juga:


Editor: Agus Luqman 

  • cuka kayu
  • briket arang
  • kompos
  • kebakaran hutan dan lahan
  • Karhutla
  • Penyiapan Lahan Tanpa Bakar
  • PLTB
  • Kebakaran Hutan

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!