BERITA

Gusdurian Curigai Kehadiran Tentara di KPU Jombang

"Masyarakat Jombang Jawa Timur diminta memantau hasil rekapitulasi suara pemilu presiden."

Nanda Hidayat

Gusdurian Curigai Kehadiran Tentara di KPU Jombang
Netralitas TNI, Rekapitulasi pemungutan suara, Jombang

KBR, Jakarta - Masyarakat Jombang Jawa Timur diminta memantau hasil rekapitulasi suara pemilu presiden. Hal itu terkait sejumlah dugaan intervensi dari TNI, partai politik, ataupun kepala daerah yang mendukung capres tertentu. Aktivis Jaringan Gusdurian untuk Transparansi pemilu Aan Anshori mengatakan, dugaan intervensi muncul setelah belasan anggota TNI dan Babinsa di Jombang sempat mendatangi sejumlah kecamatan untuk memantau surat suara.(Baca: Perludem: Kejanggalan Formulir C1 Harus Dikawal)
Jaringan Gusdurian juga menemukan politik uang yang dilakukan capres nomer urut satu.

"Benar-bernar bisa berjalan dengan mulus tanpa ada intevensi apapun. Kita melihat bahwa praktek kecurangan tidak hanya bisa dilakukan aparatur pelaku pemilu karena semua mengakali C-1. Kita melihat upaya melakukan kekisruhan adalah bisa dilakukan siapapun walaupun dengan wajah pengamanan," kata Aan Anshori dalam program Sarapan Pagi KBR (14/7)

Badan pengawas Pemilu (Bawaslu) dan Jaringan Pendidikan Pemilih Untuk Rakyat (JPPR) sebelumnya menilai, rekapitulasi suara di tingkat kecamatan menjadi salah satu titik rawan terjadinya manipulasi. Penyebabnya karena, tenaga di tingkat PPS dan PPK adalah tenaga sementara yang berpotensi diintervensi kekuasaan lokal, seperti gubernur, bupati, atau walikota.

Proses rekapitulasi ditingkat kecamatan bakal dilakukan sampai 15 Juli.Sementara hasil rekapitulasi tingkat provinsi baru bisa didapatkan pada 18-19 Juli, setelah rekapitulasi tingkat kota dilakukan pada 16-17 Juli 2014.

Editor: Sutami

  • Netralitas TNI
  • Rekapitulasi pemungutan suara
  • Jombang

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!