BERITA

Pertamina: Tidak Ada Pengurangan Pasokan Elpiji

"KBR68H, Jakarta - PT Pertamina Persero meminta pemerintah daerah turut mengawasi penyaluran tabung gas elpiji ukuran tiga kilogram dan 12 kilogram di pangkalan dan pengecer."

Doddy Rosadi

Pertamina: Tidak Ada Pengurangan Pasokan Elpiji
pertamina, elpiji, langka, distribusi, wianda pusponegoro

KBR68H, Jakarta - PT Pertamina Persero meminta pemerintah daerah turut mengawasi penyaluran tabung gas elpiji ukuran tiga kilogram dan 12 kilogram di pangkalan dan pengecer. Pengawasan penyaluran itu untuk menghindari penimbunan dan penyalah gunaan gas elpiji bersubsidi. Seperti apa sebenarnya pengawasan yang dilakukan Pertamina selama ini dalam distribusi elpiji? Simak perbincangan penyiar KBR68H Agus Luqman dan Novri Lifinus dengan juru bicara Pertamina Wianda Pusponegoro dalam program Sarapan Pagi

Sudah dapat info dimana ada kelangkaan elpiji?

Ini beritanya sudah kita pantau dari minggu lalu. Jadi memang kalau kita lihat dari data penyaluran yang kita lakukan adalah kita sama sekali tidak melakukan pengurangan atau pembatasan penyaluran ke agen elpiji Pertamina.

Jadi kemungkinan ini ditimbun ya?

Tentunya kita tidak bisa bekerja sendiri. Jadi untuk mengetahui lapangan kita semua ada laporan, karena disebutkan juga harganya di pengecer tinggi. Setelah menerima laporan kita juga berkoordinasi dan melaporkan ke Dinas Perindustrian dan Energi setempat di provinsi masing-masing, kemudian dari dinas tersebut yang akan mengecek lapangan. Karena kondisinya di pengecer dan pangkalan adalah stabilisasi harga yang harus dilakukan oleh pemda atau pemprov setempat.

Sudah ada laporan sementara dari dinas tersebut?

Jadi kita melapor. Kalau misalnya kita mendengar melapor ke mereka atau melapor ke kita kita akan sampaikan laporannya. Intinya yang saya mau sampaikan, bahwa kalau kita lihat penyaluran Pertamina itu bahkan sudah over 8,2 persen dari yang seharusnya elpiji baik itu 12 kilogram maupun 3 kilogram yang harusnya kita salurkan hingga akhir Mei 2013.

Itu 8 persen lebih banyak dari biasanya?

Betul. Terutama untuk yang 3 kilogram itu subsidi pemerintah, kami mempunyai kuota bulanan atau sampai kuota harian yang ditetapkan pemerintah berapa yang boleh disalurkan sesuai dengan permintaan atau kebutuhan masyarakat. Kalau saya catat bahwa sampai 31 Mei 2013 kita sudah salurkan lebih dari 1,7 juta metrik ton, padahal kuotanya itu hanya sekitar 1,6 juta metrik ton. Artinya ada kelebihan 8,2 persen dari kuota atau sekitar 132 ribu metrik ton yang sudah kita salurkan. Jadi memang perlu pengawasan di level pengecer dan pangkalan kemana produk-produk ini. Karena kalau dari agen Pertamina tidak ada pengurangan maupun pembatasan penyaluran. Pertamina kalau misalnya agennya tidak menyalurkan sesuai apa yang kita salurkan kita bisa langsung menegur, karena agen di bawah pengawasan Pertamina. Tapi kalau sudah turun ke lapangan, pengecer ini karena jumlahnya juga cukup banyak, letaknya berdekatan dengan masyarakat ini yang harus sama-sama diawasi.

Kalau ada penambahan 8,2 persen itu sebelumnya cukup?     

Sebelumnya cukup. Jadi memang kita sudah sampaikan kepada pemerintah, bahwa kondisinya juga ada pertumbuhan yang cukup pesat untuk permintaan atau konsumsi dari elpiji 3 kilogram. Jadi memang kalau kita sudah minta kuota tahunan yang diberikan tahun ini sekitar 3,8 juta metrik ton, kami juga sudah mengajukan ke pemerintah untuk ditambah mencapai 4,2 juta metrik ton. Tapi tentunya kita juga masih bersama-sama menunggu keputusan pemerintah berapa kuota yang diizinkan oleh pemerintah. Tapi kalau saya lihat data terakhir khusus wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya saja per hari kita salurkan 330 ribuan tabung elpiji 3 kilogram. Kalau per bulan itu mencapai 8,2 juta tabung per bulan, kalau 12 kilogram kita salurkan sekitar 40 ribu tabung per tabung. Jadi intinya terlihat bahwa kita sama sekali tidak melakukan penahanan atau pembatasan. Kalau agen-agen kita khusus 12 kilogram di DKI Jakarta dan sekitarnya ada 168 agen ini juga terpantau melakukan penyaluran dengan baik, kalau 3 kilogram ada 40 agen ini juga melakukan penyaluran dengan baik. Jadi kita juga tidak tinggal diam kalau mendapat laporan katanya harganya ada yang sampai Rp 100 ribu untuk 12 kilogram. Kita per tanggal 6 Juni khusus wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya kita sudah punya agen-agen siaga, kalau masyarakat keberatan membeli harga tinggi sekali di eceran dan pangkalan kami ada sekitar 12 agen siaga. Jadi masyarakat bisa langsung membeli elpiji baik yang 12 kilogram maupun 3 kilogram di agen-agen resmi Pertamina ini. Jadi lokasinya ada di 12 titik di lima wilayah DKI Jakarta, buka dari jam 8 pagi hingga jam 10 malam. Jadi agen untuk yang 12 kilogram tidak boleh menjual lebih dari Rp 72.500 per tabung, kemudian kalau yang 3 kilogram tidak boleh menjual lebih dari Rp 13.500 per tabung.

Ini siaga sampai kapan?

Kita alokasikan sampai tanggal 15 Juni. Kita juga akan lihat kondisinya seperti apa, intinya masyarakat bisa langsung kalau tidak mendapatkan di pengecer dan pangkalan langsung saja datang ke agen-agen resmi Pertamina lokasinya ada di Pulo Gadung, Tugu Selatan, Tugu Utara, Rawa Buaya, Kosambi, Cengkareng, Perintis Kemerdekaan, BSD juga ada.

Ini artinya karena banyaknya laporan tinggi harga di pengecer dan pangkalan ya?

Iya. Jadi kita tidak ingin masyarakat jangan sampai dirugikan karena harganya tinggi seperti itu, karena dari kami stoknya tetap dipenuhi sesuai konsumsi harian rata-rata di wilayah tersebut.

Apa ada dugaan bahwa ini karena panik sehingga pengecer atau apa menimbun?

Jadi fenomenanya bisa berbagai macam. Intinya dari kami bagaimana kami bisa melakukan penyaluran secara terus menerus memenuhi konsumsi yang memang sudah ada datanya di kami. Saya ingin sampaikan bahwa penyalahgunaan untuk elpiji subsidi ini ada Perpres bahwa sanksinya secara hukum sudah ada, ini terkait dengan Perpres No. 44 Tahun 2007 bahwa pengguna elpiji yang 3 kilogram adalah rumah tangga dan usaha mikro. Kemarin kami juga dapat laporan di Jakarta Selatan 12 kilogram sulit kemudian 3 kilogram, setelah kami cek yang pakai itu restoran semua. Itu hal-hal yang harus kita awasi bersama masyarakat, silahkan masyarakat lapor ke kami.

Untuk agen siaga di luar Jakarta sudah ada?

Di luar Jakarta saya cek dari sisi penyaluran mereka itu juga over semua, bagus penyalurannya. Kalau tadi saya mengacu kenapa pemda dan pemprov harus aktif, karena untuk pengawasan elpiji bersubsidi 3 kilogram Pemda Tingkat II bisa mengaktifkan tim. Jadi tim ini sudah diatur dari Peraturan Bersama antara Mendagri dan Menteri ESDM No. 17 Tahun 2011. Jadi intinya kalau pemprov ini kalau memang menemukan harga anomali di luar harga normal dia bisa membentuk tim di Pemda Tingkat II untuk kemudian dia bisa mengecek bagaimana kondisinya dan melakukan langkah-langkah untuk stabilisasi harga.

Salah satunya mengadakan agen siaga?

Bukan, kalau agen siaga Pertamina yang melakukan. Itu proaktif kita supaya masyarakat tidak membeli dengan harga yang berlebihan. Kalau untuk pemprov dan pemda diharapkan Pemda Tingkat II ini juga mereka bisa mengeluarkan surat edaran. Kalau di Palembang sudah ada, pemkotnya mengeluarkan sendiri bagaimana edaran untuk yang 12 kilogram siapa yang boleh menggunakan, 3 kilogram penggunaannya seperti apa, kalaupun pengecer ingin mendapat keuntungan diatur berapa besar.   

  • pertamina
  • elpiji
  • langka
  • distribusi
  • wianda pusponegoro

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!