BERITA

Pertamina : Elpiji 3 Kg Itu Subsidi, Jadi Ada Jatahnya

"KBR68H, Jakarta - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia meminta peredaran elpiji 3 Kg dibuat tertutup setelah harga elpiji 12 Kg naik."

Doddy Rosadi

Pertamina : Elpiji 3 Kg Itu Subsidi, Jadi Ada Jatahnya
elpiji, 3 kg, subsidi, pertamina

KBR68H, Jakarta - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia meminta peredaran elpiji 3 Kg dibuat tertutup setelah harga elpiji 12 Kg naik. Hal ini untuk mencegah peralihan penggunaan elpiji 12 Kg ke ke 3 Kg. Peredaran tertutup adalah distribusi gas elpiji 3 Kg untuk kalangan menengah ke bawah.

Bagaimana respon permintaan terhadap permintaan YLKI tersebut? Simak perbincangan penyiar KBR68H Agus Luqman dan Rumondang Nainggolan dengan juru bicara PT Pertamina Ali Mundakir dalam program Sarapan Pagi.

Setelah ada kenaikan harga gas elpiji ukuran 12 kg ini Pertamina mau tidak mau mengambil opsi itu karena ini harga keekonomian. Apakah tidak memikirkan juga kalau misalnya ada peralihan dari pengguna 12 kg ke arah ukuran 3 kg?

Bahwa kebijakan ini memang sangat terpaksa yang diambil oleh Pertamina. Karena semakin hari harga elpiji di pasaran dunia semakin meningkat, kurs dolar juga semakin menguat. Perlu saya sampaikan juga, bahwa kebutuhan elpiji di Indonesia ini dipenuhi 57 persen itu masih dari impor. Kemudian 31 persen itu Pertamina membeli dari perusahaan-perusahaan minyak yang beroperasi di Indonesia dan 12 persen diproduksi oleh kilang Pertamina sendiri.
 
Hanya 12 persen?

Iya. Jadi memang ini yang menyebabkan kita sangat tergantung oleh impor sementara kebutuhan masyarakat semakin meningkat. Kemudian banyak juga pertanyaan masyarakat mengapa mengacu pada harga internasional, perlu disadari ini sama dengan minyak bahwa komoditas minyak BBM, elpiji ini merupakan komoditas internasional. Memang patokan harganya patokan harga internasional, ini yang menyebabkan kalau harga pasaran di dunia meningkat ya kita juga mengikuti harga ini. Kembali ke pertanyaan Anda, bahwa untuk mencegah migrasi dari pengguna 12 kg ke 3 kg seperti apa antisipasinya kita sudah mempertimbangkan hal ini. Pertama untuk pengguna 3 kg Pertamina sudah mempunyai database yang kita sebut sistem monitoring elpiji 3 kg. Database ini merekam kebutuhan agen yang melayani wilayah tertentu itu sudah terdata di kami, sehingga saat ini kita tidak melayani permintaan tambahan alokasi pasokan bagi agen-agen. Karena ini pasti akan untuk mengakomodir perpindahan pengguna 12 kg ke 3 kg.

Jadi antisipasinya di agen begitu ya?

Iya betul.

Kalau untuk peredaran di masyarakat apakah Pertamina sama sekali tidak ada melakukan antisipasi untuk penggunaan di kalangan kelas menengah yang tidak sesuai peruntukannya?

Jadi memang ini yang terus akan dikembangkan ya, ini menyangkut kebijakan. Bahwa elpiji 3 kg ini barang subsidi, barang subsidi itu dijatah oleh pemerintah dalam satu tahunnya berapa jumlah yang harus diberikan kepada masyarakat. Sampai sejauh ini sistem penjualannya masih sangat terbuka, artinya siapa saja boleh membeli elpiji 3 kg. Sekarang ini sedang dikembangkan oleh pemerintah yang dinamakan sistem distribusi tertutup, ini memang kewenangannya ada di pemerintah. Kita juga mendorong pemerintah untuk bisa segera menerapkan sistem distribusi tertutup sambil Pertamina juga mengontrol suplai ke agen-agen ini supaya tidak mengalami lonjakan.

Apa yang diinginkan distribusi tertutup ini?

Nanti ada semacam kartu bahwa siapa yang berhak membeli elpiji 3 kg ini harusnya ditentukan, ada sistem yang memberikan tanda atau apa yang berhak membeli elpiji 3 kg.

Sudah disampaikan kepada siapa?

Sudah ke Dirjen Migas. Karena ini masalah kebijakan, kalau mengharuskan hanya masyarakat tertentu yang boleh itu harus ada kebijakan aturan dan itu kewenangannya ada di pemerintah.

Kapan dalam waktu dekat akan membahas lagi dengan Kementerian ESDM?

Sebenarnya sudah berlangsung uji coba distribusi tertutup ini. Jadi ini sudah beberapa kota dan kabupaten sudah dilaksanakan tapi sifatnya uji coba, belum diaplikasikan dalam bentuk kebijakan. Memang nanti terdata berapa sebetulnya jumlah konsumsi elpiji 3 kg yang memang diperlukan masyarakat.

Pemerintah daerah selama ini juga tidak terlalu peduli dengan peredaran atau distribusi ukuran 3 kg yang bersubsidi ini ke masyarakat. Pengawasannya barangkali kurang ketat, sebetulnya bentuk kerjasama Pertamina dengan pemerintah daerah seperti apa?

Jadi mengenai pemerintah daerah biasanya selama ini menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET). Memang kuota berdasarkan jumlah penduduk yang ada di suatu daerah, memang ini perlu dituntut kerjasama yang lebih intens antara pemerintah daerah dan Pertamina didalam menentukan kuota atau jumlah konsumsi di suatu daerah. Kalau untuk melarang orang tertentu membeli memang harus ada kebijakan, selama ini memang hanya himbauan peringatan untuk hotel, restoran, komersial tidak menggunakan elpiji 3 kg. Karena sebetulnya ada dasarnya Permen ESDM No. 26 Tahun 2009 sudah melarang itu tapi memang praktik di lapangannya ini. Jadi hotel, restoran, usaha-usaha komersial yang bukan mikro, industri, dan transportasi itu tidak boleh menggunakan elpiji 3 kg.

Walaupun kenaikannya per 1 Januari apakah Pertamina sudah melihat adanya tanda-tanda lonjakan permintaan gas elpiji 3 kg?

Ini masih terlalu dini. Jadi kita akan pantau seminggu atau satu bulan pertama ini, nanti kita akan kaji dan kita sampaikan kepada pemerintah apa yang terjadi dengan kebijakan ini.

Tadi disinggung hanya 12 persen gas yang diproduksi oleh Pertamina. Sebetulnya apakah selama ini memang kita kesulitan menggunakan gas produksi dalam negeri atau karena kualitasnya yang berbeda?

Karena sumbernya. Sumber gas yang bisa diolah menjadi elpiji itu memang terbatas dan itu sudah kita olah semua. Kemarin juga banyak yang menanyakan katanya kita kaya dengan LNG, LNG ini beda dengan LPG secara kimia, bahannya memang lain. Jadi semua yang ada di Indonesia sudah kita produksikan dan sudah kita optimalkan.

Jadi tidak ada lagi kemungkinan bahwa kita bisa meningkatkan persentase bahan baku ini dari dalam negeri?

Kalau ada penemuan-penemuan baru apakah itu minyak atau gas yang bisa diambil atau diproduksi elpijinya ya tidak akan ada. Jadi memang perlu penemuan-penemuan lapangan baru yang bisa menghasilkan gas besar kemudian bisa diekstrak untuk diproduksi elpijinya.   


  • elpiji
  • 3 kg
  • subsidi
  • pertamina

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!