BERITA

Gus Dur Penuhi Semua Persyaratan untuk Menjadi Wali

"KBR68H, Jakarta - Bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Gus Dur atau Abdurrahman Wahid, sebuah buku berjudul Gus Dur Itu Wali diluncurkan."

Guruh Dwi Riyanto

Gus Dur Penuhi Semua Persyaratan untuk Menjadi Wali
gus dur, wali, vatikan, buku

KBR68H, Jakarta - Bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Gus Dur atau Abdurrahman Wahid, sebuah buku berjudul Gus Dur Itu Wali diluncurkan. Buku itu berisi kumpulan kesaksian-kesaksian yang menunjukan Gus Dur itu memang wali, seperti walisongo. Ini adalah kumpulan tulisan tentang Presiden Indonesia ke-4 yang sebelumnya muncul di internet, persisnya di laman NU Online.

Buku ini berisi sekitar 90 kisah dan kesaksian yang mengulik kelebihan-kelebihan Gus Dur yang kemudian dianggap sebagai tanda-tanda kewalian, sebagai wali ke-10 di Nusantara.  Penulis buku itu, Achmad Mukafi Niam mengatakan anggapan Gus Dur Wali memperkaya pandangan bahwa ia bukan hanya tokoh pluralis dan negarawan.

Gus Dur sebagai wali sudah diakui terutama oleh sebagian besar warga Nahdatul Ulama. Yang dianggap menjadi bukti bahwa Gus Dur itu wali di antaranya adalah kemampuan cucu pendiri NU ini untuk menerawang masa depan. Contohnya, Gus Dur pernah mengunjungi Vatican setahun sebelum menjadi presiden. “Setahun sebelum jadi presiden, Gus Dur mengatakan, ‘Tahun depan saya akan ke sini lagi sebagai presiden,”  orang sana heran, ini gus dur lagi sakit atau gimana, setahun kemudian ia datang lagi sudah sebagai presiden,” tuturnya dalam program Agama dan Masyarakat KBR68H dan Tempo TV, Rabu (15/1).

Niam menambahkan, Gus Dur pernah membeli duren dengan harga cukup besar dan ternyata uang itu cukup untuk obati istri pedagang duren yang lagi sakit. Padahal, pedagang duren itu tidak memberitahu Gus Dur bahwa istrinya tengah sakit. Intelektual muda Nahdatul Ulama Zuhairi Misrawi menambahkan, Gus Dur juga pernah meramalkan ajudannya, Sutarman, akan menjadi Kepala Kepolisian Republik Indonesia. Ternyata benar, Sutarman pada 2013 diangkat menjadi Kapolri.

Selain itu, Gus Dur dianggap wali oleh masyarakat terutama petani dan nelayan di daerah Madura. Ketika petani mengalami kesulitan panen dan nelayanan kesulitan menangkap ikan, banyak dari mereka datang ke makam Gus Dur untuk berziarah. Setelahnya, mereka mendapat kemudahan. “Mau bagaimana lagi?” ia bertanya secara retoris.

Gus Dur juga dianggap memenuhi persyaratan dan penggolongan seorang wali. Zuhairi mengatakan dalam pandangan Islam ada anggapan bahwa tidak ada yang bisa mengenali wali kecuali wali itu sendiri. Gus Dur sebagai seorang wali selama ini tidak memedulikan pencitraan dan ia tidak mencoba memunculkan anggapan sebagai seorang wali. Zuhairi mengingatkan, ada dua golongan wali dalam pandangan Islam. Pertama adalah mereka yang menerima karunia dari Allah dan kedua adalah mereka yang menggembleng dirinya untuk menjadi orang suci.

Menurutnya, Gus Dur ada dalam kelompok pertama. Seperti Walisongo yang banyak melakukan pembaharuan, Gus Dur melakukan pembaharuan dalam pemikiran Islam dengan mempribumikan Islam.

Gus Dur sebagai wali diakui terutama oleh kalangan Nahdatul Ulama. Meskipun begitu, Gus Dur sebagai wali dinilai bahkan bersifat lintas agama. “Gus Dur bisa dianggap wali agama-agama lain bahkan, bukan hanya tasawuf tapi juga kemanusiaan,”  ujar Zuhairi.

Kemanusiaan, tambahnya, bersifat lintas agama. Gus Dur sebagai wali yang bersifat nusantara bahkan bisa dengan gampang dilihat dari makam Gus Dur. “Makam Gus Dur bahkan dikunjungi umat agama non-muslim,” ujarnya. Ia menambahkan, dari semua makam yang ia kunjungi, makam Gus Dur merupakan yang paling ramai. Pengunjung makam Gus Dur bahkan mengalahkan jumlah pengunjung makam-makam walisongo.

Meskipun mendapat pengakuan luas, tidak semua warga NU otomatis setuju dengan anggapan itu. Pasalnya, ada banyak tokoh dalam Nahdatul Ulama yang tidak menganggap demikian. Penulis buku Gus Dur Wali, Achmad Mukafi Niam mengatakan, “Gus Dur itu wali memang jadi perdebatan, bahkan perdebatan itu ada dalam internal NU.”  Istri Gus Dur, Sinta Nuriyah, merupakan salah satu yang menilai berlebihan menganggap Gus Dur itu wali.

Menurut teman hidup Gus Dur tersebut, tokoh seperti pendiri NU Hasjim Asy’ari memiliki kemampuan yang tidak kalah dengan Gus Dur. Penolakan anggapan Gus Dur itu wali juga mungkin sekali muncul dari kelompok-kelompok di luar warga Nahdiyin. “Pro-kontra itu biasa. Kita tidak berharap semua orang cinta Gus Dur,” jawab Zuhairi Misrawi.

Salah satu kritikan yang mungkin muncul berasal dari sikap Gus Dur yang enggan dikultuskan. Namun, Zuhairi Misrawi mengaku pengkultusan Gus Dur tidak dilakukan dengan membabibuta. “Kita mengkultuskan orang itu ada alasannya. Tugas kita adalah menjelaskan kenapa Gus Dur itu layak dikultuskan,” ujarnya. Ia menambahkan, pengkultusan Gus Dur akan mempermudah generasi selanjutnya untuk meneruskan warisan tokoh NU tersebut. Penulis buku Gus Dur Itu Wali  Achmad Mukafi Niam menambahkan, ia akan terus mengumpulkan cerita-cerita dari sumber pertama tentang Gus Dur. Ini bertujuan untuk menghindari cerita-cerita melenceng soal sejarah Gus Dur. 

Editor: Doddy Rosadi

  • gus dur
  • wali
  • vatikan
  • buku

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!