BERITA

Menkeu : Hingga Agustus, Total Belanja Negara Capai 1,5 Kuadriliun

""Kerja keras APBN ini mulai menunjukkan hasil. Baik menjaga dari sektor kesehatan yaitu penanganan covid maupun menjaga di sisi kesejahteraan masyarakat""

Astri Septiani

Menkeu : Hingga Agustus, Total Belanja Negara Capai 1,5 Kuadriliun
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati raker dengan Komisi XI DPR, Rabu (22/9). (Antara/Dhemas Reviyanto)

KBR, Jakarta-  Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut hingga Agustus 2021 total belanja negara telah mencapai Rp1,56 kuadriliun. Jumlah ini tercatat mengalami pertumbuhan 1,5%. 

Kata dia, belanja Kementrian/Lembaga (K/L) mengalami pertumbuhan paling tinggi yakni 21,5%.

"Belanja kementerian lembaga tumbuh 21,5. Ini terutama kelihatan sekali nanti belanja-belanja yang berhubungan dengan Covid memang mendominasi. Seperti vaksinasi, klaim perawatan karena jumlah yang terkena covid dan dirawat pada Juli dan bulan-bulan sebelumnya meningkat, dan pemerintah menaikkan bantuan kepada masyarakat maupun dunia usaha. Juga belanja modal karena proyek infrastruktur sudah mulai berjalan kembali," kata Sri saat konferensi pers APBN KITA, Kamis (23/9/21).

Sementara itu kata dia, belanja non K/L justru minus 0,9%. Selain it, transfer ke daerah dan Dana Desa juga minus 15,2 persen. Pembiayaan investasi tercatat tumbuh 127% .

Baca juga:

Sri Mulyani berkata, secara keseluruhan pada Agustus, APBN masih merupakan instrumen penting dalam mendorong dan menarik pemulihan ekonomi Indonesia.

"Dan kerja keras APBN ini mulai menunjukkan hasil. Baik menjaga dari sektor kesehatan yaitu penanganan covid maupun menjaga di sisi kesejahteraan masyarakat memberikan bansos maupun mendorong kembali perekonomian Indonesia," pungkasnya.


Editor: Rony Sitanggang

  • pandemi covid-19
  • pemulihan ekonomi
  • APBN 2022
  • total belanja negara

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!