HEADLINE

Tak Ada Kata Maaf, Istri Salim Kancil Tuntut Pelaku Dihukum Mati

" Apalagi, penganiayaan suaminya hingga meninggal itu disaksikan langsung oleh anaknya. Sang anak yang berusia 14 tahun itu melihat penganiayaan ayahnya di depan mata, hingga ia trauma."

Eko Widianto

Tak Ada Kata Maaf, Istri Salim Kancil Tuntut Pelaku Dihukum Mati
Seorang warga melintas dekat rumah Salim Kancil, korban pembunuhan konflik tambang di Lumajang, Jawa Timur. (Foto: Eko Widianto/KBR)

KBR, Lumajang - Keluarga Salim alias Kancil, petani aktivis antitambang pasir di Desa Selok Awar Awar, Pasirian, Lumajang menuntut pelaku pembunuh Salim dihukum mati.


Istri Salim, Tijah berharap aparat penegak hukum memberikan hukuman berat kepada pelaku pembunuh suaminya.


Keluarga Salim menyatakan tidak akan memaafkan pelaku yang sudah melenyapkan nyawa suaminya. Apalagi, kata Tijah, penganiayaan suaminya hingga meninggal itu disaksikan langsung oleh anaknya.


Sang anak yang berusia 14 tahun itu melihat penganiayaan ayahnya di depan mata, hingga ia trauma berkepanjangan.


"Tuntutan lanjut wis kabeh, hukum mati. Ojok ono karene. Lek dikarene rusuh deso iki. Gak iso damai lek diingai. Sek ono ulere. (Tuntutan dilanjut semua, dihukum mati. Jangan ada yang sisa. Kalau ada yang tersisa bisa rusuh desa ini. Tak bisa damai kalau ada sisa. Masih ada ulatnya)," kata Tijah, Rabu (30/9).


Penyidik Kepolisian Resor Lumajang telah menetapkan 22 tersangka. Dua diantaranya berusia di bawah umur.


Para tersangka kini ditahan di markas Kepolisian Daerah Jawa Timur dan Kepolisian Resor Lumajang. Pelaku memiliki peran berbeda namun polisi belum mengungkap dalang dalam penganiayaan ini.


Editor: Agus Luqman 

  • Salim Kancil
  • konflik tambang
  • konflik agraria
  • lumajang
  • jawa timur

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!