HEADLINE

Titik Api Kebakaran Lahan di Merauke, Tertinggi di Papua

" Petugas BMKG Eko Hadi Santoso menyebutkan hari ini (24/9) jumlah hotspot masih tinggi dan menyebar hingga Maluku, Nusa Tenggara dan Papua. "

Wydia Angga

Titik Api Kebakaran Lahan di Merauke, Tertinggi di Papua
Ilustrasi kebakaran hutan. (Foto: mediacenter.riau.go.id)

KBR, Jakarta - Titik panas (hotspot) ternyata tidak hanya terdapat di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Berdasarkan pantauan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) titik api menyebar hampir di seluruh wilayah Indonesia.

Petugas BMKG Eko Hadi Santoso menyebutkan hari ini (24/9) jumlah hotspot masih tinggi dan menyebar hingga Maluku, Nusa Tenggara dan Papua.


Data BMKG hari ini titik api di Sumatera berjumlah 218, di Kalimantan 1,471 hotspot, Sulawesi 294 hotspot, Nusa Tenggara 134 hotspot dan Maluku serta Papua mencapai 320 hotspot.


"Wah banyak sekali ini titik apinya. Di Sumatera, titik api menyebar di Sumatera Selatan yang paling tinggi, lalu Jambi, Lampung dan Bangka Belitung. Kalau di Kalimantan paling banyak di Kalimantan Tengah, Selatan dan Timur. Di Papua paling banyak ada di bagian selatan, sekitar Merauke mencapai 250 hotspot," kata Eko ketika dihubungi KBR, Kamis (24/9).


Kondisi cuaca hari ini secara umum Indonesia cukup kering terutama di wilayah Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi dan Maluku.


Untuk wilayah Sumatera potensi hujan terdapat di wilayah Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat.


Potensi hujan juga ada di Kalimantan Barat, Utara dan Kalimantan Timur. Sedangkan di Papua, potensi hujan justru berada di bagian Utara seperti Biak, Jayapura dan Manokwari.


Sayangnya kata Eko, wilayah dengan titik panas masih belum ada hujan.


Editor: Agus Luqman 

  • titik api
  • hotspot
  • titik panas
  • kebakaran hutan dan lahan
  • Karhutla
  • Papua
  • kabut asap
  • BMKG

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!