HEADLINE
Lima Hari Kebakaran di Eks Tambang Batubara di Muara Enim Belum Bisa Dipadamkan
"Kebakaran di bekas galian tambang batu bara di Kabupaten Muara Enim sudah lima hari belum bisa dipadamkan."
Hendro Aldo Irawan
KBR, Muara Enim – Kebakaran di bekas galian tambang batu bara di Kabupaten Muara Enim sudah lima hari belum bisa dipadamkan. Lokasi kebakaran berada di dusun satu Simpang Karso, desa Darmo, Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Asisten Manager Penanggulangan Kecelakaan dan Kebakaran PT.Bukit Asam Iin Sofian menjelaskan penanggulangan menggunakan sistem penggalian bongkahan sembari disemprot air mematikan api. Lubang itu lantas kembali ditutup dengan bongkahan hasil galian.
"Kalo hanya pakai air itu akan lebih mempercepat penguapan terhadap batubara hingga nanti akan menjadi lebih besar. Jadi ya itu cara efektif supaya bisa dipadamkan apa yang bersumber dari batubara yang terbakar tersebut,"Jelasnya.
Iin menceritakan, sejak awal bulan sudah memadamkan kebakaran di lobang terowongan bekas galian batubara di atas lahan milik warga. Namun lima hari lalu api kembali muncul di lobang di atas lahan milik warga yang lain.
"Ya karena ada longsoran dari lobang yang pertama terbakar hingga menimbulkan singkapan batubara baru hingga terbakar lagi dan menimbulkan lima lobang besar dengan diameter bervariasi seperti yang terlihat dari gambar," Ujar Iin.
Pantauan reporter radio RGBA FM di lapangan api dan asap hitam pekat keluar dari mulut lobang atau terowongan bekas lokasi penambangan. Upaya pemadaman pun sudah dilakukan dengan mendatangkan alat berat, kendaraan damkar PT. Bukit Asam serta truk tangki air.
Editor: Rony Sitanggang
- kebakaran hutan dan lahan
- tambang batu bara
- PT. Bukit Asam
- Asisten Manager Penanggulangan Kecelakaan dan Kebakaran PT.Bukit Asam Iin Sofian
Komentar
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!