HEADLINE

BNPB : Tenggat Penanganan Kabut Asap Kalbar Selama 21 Hari

"Dalam 21 hari pemprov Kalbar diharapkan menuntaskan tiga target penanganan kabut asap"

Jayanti Mandasari

Ilustrasi: Kabut asap di Kotawaringin Barat, Kalteng (Foto: KBR/Alex G.)
Ilustrasi: Kabut asap di Kotawaringin Barat, Kalteng (Foto: KBR/Alex G.)

KBR, Pontianak - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memberikan  tenggat waktu bagi penanganan kabut asap di provinsi Kalimantan Barat selama 21 hari. Pada kunjungannya di Pontianak, Senin, 14 September, Kepala BNPB, Willem Rampangilei, mengatakan, perhitungan 21 hari itupun mengacu pada ancaman potensi terjadinya kebakaran baru dan sumber daya peralatan maupun sdm yang ada.


Ditambahkan Willem, dalam kurun waktu 21 hari  provinsi Kalimantan Barat diharapkan akan mencapai tiga target utama seperti yang dimandatkan oleh presiden Jokowi bagi penanganan kasus kabut asap. Diantaranya, tidak terjadi penambahan jumlah penderita infeksi saluran pernafasan atas (ISPA), aktifitas belajar mengajar tidak terganggu dan operasional bandara berlangsung selama 24 jam perhari tanpa adanya gangguan asap.


Dari enam provinsi  yang sedang mengalami kasus kebakaran hutan dan lahan, provinsi Sumatera Selatan, Jambi dan Pekanbaru menduduki peringkat 3 besar.

“Pemda sudah melakukan antisipasi yang bagus, jadi di bulan Juli sudah ditetapkan itu (Status siaga darurat bencana kebakaran hutan dan lahan). Sehingga, upaya-upaya ekstra sudah dilakukan oleh pemda. Untuk kata-kata segera itu berapa, kalau di Riau itukan 14 hari, Sumatera Selatan itu 30 hari. Kalau untuk Kalimantan Barat saya melihat mungkin 21 hari dari sekarang,” ujar Willem Rampangilei kepada KBR di Pontianak, Senin, 14 September.


Willem Rampangilei mengatakan  telah mendapatkan tawaran dari pemerintah Singapura bantuan 2 helikopter tipe Chinook  bagi keperluan  bom air. Meski tidak menolak bantuan tersebut, namun pemerintah menyatakan masih memprioritaskan menggunakan berbagai sumber daya yang dimiliki.


Sementara komandan satgas penanggulangan kebakaran hutan dan lahan Kalimantan Barat yang juga   wakil gubernur Kalimantan Barat, Christiandy Sanjaya, mengklaim telah bekerja maksimal dalam dua  minggu terakhir dengan mengupayakan  water bombing hingga teknologi modifikasi cuaca. Dia  menyatakan  pemda tengah merancang solusi untuk mencegah pembakaran lahan oleh masyarakat, khususnya dalam menghadapi musim tanam. Yaitu, dengan memprioritaskan program bantuan benih sapi kepada para petani. Menurut Christiandy Sanjaya, dengan demikian petani akan mengutamakan penanaman rumput gajah untuk menjadi pakan sapi. Sehingga, secara tidak langsung akan terjadi pengurangan pembakaran lahan.


Editor: Rony Sitanggang

  • darurat asap
  • Kepala BNPB
  • Willem Rampangilei
  • wakil gubernur Kalimantan Barat
  • Christiandy Sanjaya
  • singapura
  • chinook
  • bom air
  • teknologi modifikasi cuaca
  • sapi
  • bantuan
  • tenggat

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!