Article Image

SAGA

Ngobrol Psikologi, Ubah Stigma Buruk Kesehatan Mental

Bali Soul Society (BSS) saat sedang menggelar konsultasi gratis di salah satu taman di Denpasar. (Foto: Dokumen BSS)

Di Denpasar, Bali, ada sebuah komunitas kesehatan mental yang rutin membuat acara berbagi dengan anak muda. Dari kafe ke kafe, mereka hadir jadi teman bicara. Jurnalis KBR Dwi Reinjani bertemu Ida Ayu Saraswati dan Bali Soul Society.  

Bali Soul Society (BSS) pada Mei 2018 lalu. Awalnya Ida Ayu hanyalah sukarelawan. Kini ia menjabat sebagai Direktur BSS.

“Selain founder itu ada 3 sampai 5 orang volunteer. Kemudian dengan beriringnya waktu semakin banyak psikolog-psikolog muda yang kembali ke Bali setelah menyelesaikan kuliahnya, akhirnya kita ajak gabung,” katanya.

Komunitas ini berisikan Psikolog yang bersedia memberikan pelayanan secara gratis. Meski komunitas ini baru, namun Ida mengaku sudah banyak yang datang kepada BSS untuk berkonsultasi atau sekadar bercerita. Klien mereka mayoritas anak - anak muda yang butuh teman bicara dengan psikolog.

“Untuk promotif dan preventif kita ada rehabilitatif. Rehabilitatif itu kita lakukan dengan proses konsultasi singkat dengan acara, Ngopsi namanya. Ngobrol bareng Psikolog, yang diadakan oleh Bali Soul Society,” kata Ida Ayu.

Komunitas ini berdiri juga karena ada keresahan psikolog muda, soal cara pandang orang terhadap profesi mereka.

“Masyarakat jadi lebih banyak tahu ketika ada BSS. Bahwa psikolog itu ada untuk membantu ketika menghadapi masalah kesehatan mental. Itu sih sebenarnya untuk mengamalkan ilmu saya, dan ini adalah bentuk pengabdian sosial saya atas ilmu yang sudah saya dapat,” katanya.

Konsultasi oleh Bali Soul Society kerap dilakukan di kafe atau taman kota. Kegiatan dilakukan saat akhir pekan atau hari libur. Tak hanya itu, BSS juga tak jarang melakukan sosialisasi langsung kepada masyarakat.

Jika ingin berkonsultasi caranya cukup mudah. Calon peserta bisa menghubungi Bali Soul Society lewat media sosial, lalu mengisi form. Form yang diisi juga serius dan dibuat sesuai kode etik psikologi yang terjamin kerahasiaannya.Paling penting tentu saja gratis.

“Kalaupun ada kegiatan yang kita mengambil profit itu pasti profitnya akan dikembalikan ke masyarakat. Dananya untuk kegiatan-kegiatansosial lainnya. Ngopsi kita ambilnya kita hampir lebih dari 10 klien, itu kliennya pasti ada, satu kali konsultasi itu satu jam sampai satu setengah jam itu paling lama,” kata Ayu. 

<tr>

	<td>Reporter</td>


	<td>:</td>


	<td>Dwi Reinjani</td>

</tr>


<tr>

	<td>Editor</td>


	<td>:</td>

	<td>Friska Kalia&nbsp;<span id="pastemarkerend">&nbsp;</span></td>

</tr>