HEADLINE

Polda Papua Kumpulkan 45 Sampel DNA Korban Trigana Air

"Kapolda Papua, Paulus Waterpauw mengatakan, sampel DNA yang telah diambil dan beberapa ciri-ciri dari korban akan terus dikroscek untuk memudahkan proses identifikasi. "

Katarina Lita

Polda Papua Kumpulkan 45 Sampel DNA Korban Trigana Air
Pesawat Trigana Air. ANTARA FOTO

KBR, Jayapura - Tim DVI Polda Papua telah mengambil 48 sampel DNA keluarga korban kecelakaan pesawat Trigana Air yang jatuh di Jayapura. Polisi juga mengambil DNA 26 keluarga korban di Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang.

Kapolda Papua, Paulus Waterpauw mengatakan, sampel DNA yang telah diambil dan beberapa ciri-ciri dari korban akan terus dikroscek untuk memudahkan proses identifikasi. Paulus mengaku sebagian besar korban kecelakaan pesawat itu kondisinya tak utuh lagi. Ini yang menjadi salah satu kendala dalam proses identifikasi.

“Dari ciri-ciri dan identitas korban bisa ditemukan secepatnya. Nanti kita kroscek mana keluarga inti yang dimaksud sehingga nanti bisa menjadi bahan untuk memudahkan kami dalam rangka mengecek identifikasi korbannya," kata Paulus, Kamis (20/8/2015).


"Karena saya lihat dari tadi di Rumah Sakit Oksibil bahwa sebagian korban memang sudah terbakar dan agak sedikit menyulitkan,” jelasnya.


Sejak malam tadi tim DVI di Rumah Sakit Bhayangkara telah mengidentifikasi empat jenazah korban orang dewasa yang dibawa dari Oksibil. Keempat jenasah ini diklaim masih utuh, namun kondisinya terbakar.


Mulai pagi ini, sebanyak 47 kantong jenazah akan mulai digeser ke Jayapura dan selanjutnya dilakukan tim identifikasi di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Papua. Ada sebanyak delapan ahli forensik yang menangani identifikasi ini. Tiga ahli forensik diantaranya dari mabes Polri dan lima orang lainnya dari Polda Papua.




Editor: Quinawaty Pasaribu

 

  • kecelakaan trigana air
  • Kapolda Papua
  • Paulus Waterpauw
  • pegunungan oksibil

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!