HEADLINE

Komnas HAM Investigasi Bentrokan TNI-Warga di Kebumen

" Maneger mengatakan kasus bentrokan TNI dengan warga sipil merupakan bentuk buruknya rantai komando dari pusat ke tingkat prajurit. Sehingga, prajurit melakukan aksi di luar batas."

Yudi Rachman

Komnas HAM Investigasi Bentrokan TNI-Warga di Kebumen
Kawasan pesisir Urut Sewu Kebumen yang disengketakan antara TNI dan warga, hingga terjadi bentrokan, Sabtu (22/8). (Foto: Sumber Google Maps)

KBR, Jakarta - Komnas HAM akan membentuk tim investigasi untuk menyelidiki kasus bentrokan antara petani dan TNI di Urut Sewu, Kebumen, Jawa Tengah.

Anggota Komnas HAM Maneger Nasution mengatakan tim invetigasi itu nantinya akan menyelidiki akar masalah yang menyebabkan belasan orang terluka.


Maneger mengatakan kasus bentrokan TNI dengan warga sipil merupakan bentuk buruknya rantai komando dari pusat ke tingkat prajurit. Sehingga, prajurit terendah melakukan aksi di luar batas dan melakukan kekerasan kepada warga sipil.


"Senin besok (24/8), saya akan rapatkan dengan teman-teman di Komnas HAM untuk membentuk tim investigasi ke sana. Besok jam 10 kami akan ketemu di Komnas HAM. Harus secepatnya, kalau menghadapi situasi ini namanya quick response atau respon cepat dalam bentuk turun ke lapangan kemudian melakukan investigasi," jelas Anggota Komnas HAM Maneger Nasution kepada KBR, Minggu (23/8).


Anggota Komnas HAM Maneger Nasution menambahkan, akibat kejadian ini TNI perlu mengevaluasi rantai komando dan kepemimpinan di wilayah tersebut. Karena bentrokan TNI dengan masyarakat memalukan institusi TNI.


Bentrok terjadi antara anggota TNI dan warga pesisir Urut Sewu Kecamatan Mirit, Kebumen. Puluhan orang terluka. Empat diantaranya luka parah sehingga terpaksa dilarikan ke RS Kebumen dan Puskesmas Mirit.


Bentrok terjadi Sabtu (22/8) pagi, sekitar 150-an warga mendatangi tentara yang memagar wilayah yang diklaim milik TNI di muara Sungai Lok Ulo di Pesisir Desa Wiromartan. Pemagaran lahan dilakukan sejak Jumat sehari sebelumnya.


Warga memprotes pemagaran tersebut dan menanyakan dasar hukum dan bukti atas klaim tanah tersebut.


Tanah yang menjadi konflik antara petani dengan TNI terletak di daerah Pesisir Urutsewu, antara muara Kali Lukulo Desa Ayamputih di sebelah barat, sampai dengan muara Sungai Wawar Desa Wiromartan. Secara total, daerah yang disengketakan ini memiliki panjang kurang lebih 22,5 km dan lebar 500 meter dari bibir pantai.


Warga yang terlibat dalam konflik ini berasal dari beberapa desa sepanjang pantai Kebumen Selatan, yaitu, Desa Ayamputih, Setrojenar, Bercong Kecamatan Buluspesantren, Desa Entak, Kenoyojayan Ambal Resmi, Kaibon Petangkuran, Kaibon, Sumberjati Kecamatan Ambal, Desa  Mirit Petikusan, Mirit, Tlogodepok, Tlogopragoto, Lembupurwo, dan Wiromartan Kecamatan Mirit.


Editor: Agus Luqman 

  • Konflik Urut Sewu
  • bentrok TNI vs warga Kebumen
  • TNI vs warga Urut Sewu Kebumen
  • Komnas HAM
  • petani Pesisir Urut Sewu
  • konflik lahan
  • TNI vs warga
  • Kebumen
  • Jawa Tengah

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!