HEADLINE

Stok Vaksin COVID-19 di Jawa Barat Cenderung Kosong

"Stok vaksin yang ada, sebaiknya diberikan untuk vaksinasi dosis pertama, bila masyarakat belum saatnya melakukan vaksinasi dosis kedua."

Resky Novianto

Stok Vaksin COVID-19 di Jawa Barat Cenderung Kosong
Petugas tim kesehatan Polresta Pekanbaru menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada warga (265/2021). (Foto: ANTARA)

KBR, Jakarta - Kementerian Kesehatan mengklaim, program vaksinasi COVID-19 yang melambat, dikarenakan proses distribusi vaksin ke daerah yang mengikuti ketersediaan stok di Pusat.

Juru Bicara Vaksinasi Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi menjelaskan, dari target sekitar 208 juta dosis vaksin yang ada, pemerintah baru bisa menyediakan 30 persennya saja. Angka itu juga masih jauh dari jumlah kebutuhan vaksin nasional 460 juta dosis untuk 180 juta masyarakat.

"Tentunya dengan sistem distribusi yang tentunya harus secara bertahap dikarenakan ketersediaan vaksin, maka pemerintah daerah harus mengatur prioritasnya. Itu sama seperti kemudian (strategi) kita misalnya dalam ketersediaan vaksin ini 50 persen kita fokuskan kepada Jawa dan Bali, yang difokuskan ke 57 kabupaten kota yang aglomerasi," ucap Nadia dalam webinar di Kanal Youtube FMB9ID_IKP, Selasa (27/7/2021).

Siti Nadia juga menyarankan kepada setiap daerah untuk menjalankan strategi vaksinasi. Stok vaksin yang ada, sebaiknya diberikan untuk vaksinasi dosis pertama, bila masyarakat belum saatnya melakukan vaksinasi dosis kedua. Nadia mengklaim, distribusi vaksin pasti akan diusahakan untuk dikirimkan per pekan.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan, laju vaksinasi COVID-19 di Indonesia saat ini mengalami perlambatan. Setelah sempat tembus 2 juta dosis per hari pada pertengahan Juli kemarin, kini realisasi vaksinasi hanya ratusan ribu dosis saja perharinya.

Stok Vaksin Cenderung Kosong di Jawa Barat

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan wilayahnya kekurangan stok vaksin COVID-19, bahkan cenderung mengalami kekosongan.

Ridwan mengatakan, vaksinasi dijatah dari pemerintah Pusat, dan Jawa Barat telah diberikan kuota 9 mendekati 10 juta dosis. Artinya jumlah dosis sebanyak itu hanya cukup untuk 4,5 hingga 5 juta orang saja.

“Per hari ini memang (stok vaksin) cenderung kosong, suplai dari pemerintah pusat sudah ada yang habis sehingga kita sudah mengajukan permohonan dan jawabannya adalah kedatangan vaksin-vaksin baru jumlahnya jutaan akan hadir minggu depan. Jadi mudah-mudahan dengan kehadiran vaksin baru di minggu depan, maka kekurangan-kekurangan vaksin bisa kita sempurnakan,” ujar Ridwan Kamil di Kompas TV, Selasa (27/7/2021).

Ridwan menuturkan, jumlah penduduk Jawa Barat mencapai 50 juta orang dan yang ditarget vaksinasi sebanyak 33 juta orang. Tapi sampai saat ini, realisasi yang sudah mendapat suntikan vaksin dosis pertama baru 13 persen atau 5 juta orang. Sedangkan untuk dosis kedua masih 6 persen atau lebih dari 2 juta orang.

Ridwan Kamil juga menyampaikan adanya kaitan antara vaksinasi dengan tingkat kematian. "Daerah dengan realisasi vaksinasi COVID-19 rendah ternyata tingkat kematiannya tinggi. Contohnya, Kabupaten Tasikmalaya dan Garut," ujarnya.

Editor: Fadli Gaper

  • Vaksinasi
  • Stok Vaksin
  • COVID-19

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!