HEADLINE

Hari Ini, Jakarta Mulai Vaksinasi Covid-19 pada Anak

""Hari ini adalah hari bersejarah untuk anak-anak Indonesia, dan khususnya anak-anak di Jakarta.""

Wahyu Setiawan

Hari Ini, Jakarta Mulai Vaksinasi Covid-19 pada Anak
Gubernur Jakarta Anies Baswedan berbincang dengan siswa yang akan divaksin covid di SMAN 20, Kamis (01/07). (Humas Pemprov)

KBR, Jakarta-   Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menjadi daerah pertama yang memulai program vaksinasi Covid-19 pada anak-anak usia 12-17 tahun. Vaksinasi pada anak ini dilangsungkan hari ini, di SMAN 20, Sawah Besar, Jakarta Pusat.

Gubernur Jakarta Anies Baswedan mengatakan, vaksinasi pada anak ini menandai babak baru untuk menjamin keselamatan anak di masa mendatang. Vaksinasi ini juga menjadi salah satu tahapan siapnya pembukaan sekolah.

"Hari ini adalah hari bersejarah untuk anak-anak Indonesia, dan khususnya anak-anak di Jakarta. Setelah 1,5 tahun anak-anak kita harus belajar jarak jauh, tidak bisa berkegiatan bersama teman-temannya di sekolah dengan leluasa. Hari ini 1 Juli 2021 anak-anak di Jakarta mulai mendapatkan vaksinasi. Kita mulai dari anak-anak 12 hingga di bawah 18 tahun," kata dia.

"Anak-anak kita harus terlindungi, terbebaskan dari wabah Covid-19 ini, dan mereka harus mengambil masa depan yang lebih baik. Karena itu saya mengajak kepada semua orang tua di manapun berada, mari lindungi anak-anak kita. Apalagi dengan adanya varian baru, yang terbukti banyak mengenai anak-anak," sambungnya.

Gubernur Jakarta Anies Baswedan meminta para orang tua untuk mengarahkan anak-anaknya agar mau divaksin. Orang tua bisa mendaftarkan vaksinasi anak dengan menunjukkan KIA atau KTP bagi pelajar yang sudah memiliki.

Setelah itu, anak-anak akan diskrining oleh petugas kesehatan di lapangan, serta diberikan formulir untuk pendaftaran. Para orang tua juga bisa mendaftarkan anaknya untuk divaksin secara daring melalui aplikasi JAKI.

Proses vaksinasi anak ini telah melewati proses pengkajian dengan tim kesehatan, sekaligus uji kelayakan vaksin jenis Sinovac bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), agar sesuai dosisnya bagi anak-anak.

Sebelumnya Oganisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, jumlah kematian anak Indonesia akibat COVID-19 menjadi yang tertinggi se-Asia Pasifik.

Menurut anggota Tim Satgas COVID-19 Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Yogi Prawira, mayoritas anak yang terinfeksi COVID-19 memang bergejala ringan. Tapi ada kurang dari 2 persen anak yang justru mengalami gejala berat hingga tahap kritis. Akibatnya mereka membutuhkan ruang rawat intensif atau PICU anak. Padahal jumlah ruangan itu bahkan sebelum pandemi pun sudah sangat kurang.

"Kalau anak terkena COVID-19 itu sebagian besar gejalanya ringan, tapi kurang dari 2 persen akan mengalami derajat berat hingga kritis dan membutuhkan PICU anak. Dan ini juga akan menjadi masalah pada saat kebutuhan akan PICU, jadi persentase ini kan akan tergantung total angka absolut, semakin tidak terkendali maka total kasus yang membutuhkan ruang rawat intensif anak akan semakin tinggi, sementara ketersediaan PICU anak sebelum pandemi pun itu masih kurang," ujar Anggota Tim Satgas COVID-19 IDAI Yogi Prawira saat webinar "Perlindungan Anak dari COVID-19" yang diselenggarakan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, pada Kamis (1/7/2021).

Editor: Rony Sitanggang

  • PICU
  • pandemi covid-19
  • COVID-19
  • IDAI
  • Yogi Prawira
  • COVID-19 Anak

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!