HEADLINE

Ada Kelompok Bersenjata Mirip Polisi Coba Culik Warga Antitambang Bengkulu

""Ciri-ciri mereka itu pakai pakaian hitam, pakai rompi, sepatunya kayak polisi, rambut panjang," kata Indra, anak korban."

Sasmito

Ada Kelompok Bersenjata Mirip Polisi Coba Culik Warga Antitambang Bengkulu
Polisi berjaga di sekitar lokasi tambang batubara milik PT Cipta Buana Seraya (CBS), di Kecamatan Merigi Kelindang, Kabupaten Bengkulu Tengah, Bengkulu, Minggu (12/6). Sehari sebelumnya delapan warga

KBR, Jakarta - Sebanyak delapan orang tidak dikenal berusaha menculik seorang warga Desa Susup, Kecamatan Merigi Kelindang, Bengkulu Tengah.

Peristiwa penculikan itu hampir menimpa Yasman (50 tahun), menjelang sahur pada Rabu (15/6/2016) pukul 02.00 WIB, dini hari tadi.


Indra, anak korban menuturkan para pelaku diduga dari anggota kepolisian. Itu merujuk mobil yang digunakan pelaku seperti mobil kepolisian.


Indra juga menggambarkan pelaku membawa senjata laras panjang dan pistol, berpakaian hitam dan rompi, dengan memakai sepatu mirip sepatu polisi.


Upaya penculikan tersebut merupakan buntut dari bentrok polisi dan warga ketika aksi menolak tambang bawah tanah milik PT Cipta Buana Seraya (PT CBS) pada Sabtu (11/6/2016) lalu.


"Mobil itu seperti milik kepolisian yang biasa digunakan untuk patroli. Yang ada tempat duduk belakangnya (menghadap keluar). Yang masuk ke rumah itu delapan orang, tapi yang di luar banyak. Mereka bawa senjata laras panjang yang ada lasernya dan pistol. Kita belum tahu itu polisi atau bukan, karena nggak ada surat-surat, tidak ada apa-apa. Mereka langsung dobrak pintu depan," kata Indra saat dihubungi KBR,


Indra menuturkan upaya penculikan itu berlangsung sekitar lima menit. Namun penculikan gagal setelah warga berduyun-duyun datang ke rumah Yasman, setelah mendengar hiruk-pikuk teriakan warga lainnya.


"Bapak itu sudah didekap sama dua orang dalam posisi telungkup di lantai. Saat itu juga ada teriakan warga dan suara kentongan. Akhirnya yang membekap bapak dipanggil keluar lalu kabur, warga saat itu sudah pada keluar. Dua orang itu langsung keluar sambil nembak ke atas. Ciri-ciri mereka itu pakai pakaian hitam, pakai rompi, sepatunya kayak polisi, rambut panjang," kata Indra.


Pasca kejadian tersebut, warga Desa Susup terutama keluarga korban yang menjadi target penculikan ketakutan.


Meski demikian, Indra tidak berani melapor ke pihak kepolisian karena ada kekhawatiran pelaku berasal dari Korps Bhayangkara sendiri.


"Kita mau lapor ke kepolisian, sedangkan yang datang semalam itu menggunakan fasilitas kepolisian. Seandainya ini dari pihak kepolisian, itu bukan penjemputan atau penangkapan, tapi itu penculikan. Kalau warga tidak teriak, terus dibawa lalu terjadi pembunuhan, kami sebagai anak dari Bapak mau cari kemana," tambahnya.


Untuk langkah lebih lanjut, Indra mengatakan warga telah meminta bantuan kepada Walhi. Warga juga meminta pemerintah memberikan perlindungan kepada warga Kecamatan Merigi Kelindang, Bengkulu Tengah pasca kejadian ini.


Sembilan orang tertembak saat melakukan demo tolak tambang di lokasi PT CBS sekira pukul 10.00 WIB, akhir pekan lalu. Mereka mengalami luka sedang seperti sedang hingga luka tembak yang menembus badan mereka.


Aksi penolakan terhadap rencana sistem tambang bawah tanah dari PT CBS sudah tiga kali dilakukan warga Kecamatan Merigi Sakti dan Kecamatan Merigi Kelindang.


Mereka khawatir sistem tersebut akan merusak lingkungan dan berdampak buruk bagi masyarakat di sekitar tambang.


Editor: Agus Luqman

 

  • Bengkulu Tengah
  • tambang batubara
  • PT Cipta Buana Seraya (CBS)
  • tambang bawah tanah
  • pertambangan
  • Konflik lahan
  • Bengkulu
  • lingkungan
  • WALHI

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!