BERITA

PSSI Ancam Gugat Balik Pelapor Dugaan Pengaturan Skor

"Laporan soal pengaturan skor dinilai sudah coreng nama baik persepakbolaan Indonesia. "

Bambang Hari

Pertandingan Indonsesia VS Vietnam di Sea Games 2015. Foto: Antara
Pertandingan Indonsesia VS Vietnam di Sea Games 2015. Foto: Antara

KBR, Jakarta - Induk persepakbolaan Indonesia, PSSI mengancam bakal menggugat balik para pelapor yang menuduh adanya rekayasa skor dalam pertandingan SEA Games. Anggota Komisi Eksekutif PSSI, Toni Apriliani mengatakan, laporan itu dianggap sudah mencoreng nama baik persepakbolaan Indonesia. Khususnya bagi ofisial tim, serta para pemainnya. Selain itu, laporan itu juga bisa berdampak pada jebloknya mental para pemain, setelah penampilan yang kurang maksimal dalam SEA Games lalu.

"Kita negara hukum, kok. Kalau itu tidak terbukti PSSI bakal menggugat balik para pelapor. Karena kasihan anak-anak/para pemain. Sekarang kan mereka tengah memproses laporannya, kita tunggu saja. Itu kan namanya merusak persepakbolaan kita kan, seumpamanya tidak terbukti. Karena saya yakin itu memang tidak ada. Anak-anak kan sudah bertarung habis-habisan di lapangan. Selain itu, faktanya Thailand juga lebih baik dari kita. Ranking FIFA-nya juga jauh di atas kita. Saya pikir wajar kita kalah. Berarti pekerjaan rumahnya adalah bagaimana kita menguber ketertinggalan kita, kan?" ujarnya ketika dihubungi KBR melalui sambungan telepon, Rabu (17/6/2015).


Dugaan rekayasa skor muncul setelah bekas pemain dan pelatih sepak bola Indonesia berinisial BS, melaporkan dugaannya ke Penyidik di Kepolisian Indonesia (Bareskrim). Didampingi lembaga bantuan hukum, BS melaporkan dugaan suap dalam beberapa kasus persepakbolaan Tanah Air. Pertandingan itu berlangsung dalam kurun tahun 2000 hingga 2015.

Editor: Malika

  • skor
  • pengaturan skor
  • sea games 2015
  • pssi
  • Toni apriliani

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!