HEADLINE

Ilham Arief Di Arab, KPK Tolak Disebut Kecolongan

"Pelaksana Tugas Pimpinan KPK, Johan Budi menjelaskan, bekas Walikota Makassar Ilham Arief sudah dicegah bepergian ke luar negeri oleh pihak imigrasi."

Stefanno

Ilham Arief Di Arab, KPK Tolak Disebut  Kecolongan
Plt Pimpinan KPK, Johan Budi SP.(ANTARAFOTO)

KBR, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi menolak disebut kecolongan lantaran Ilham Arief yang berstatus tersangka dilaporkan tengah berada di luar negeri. Pelaksana Tugas Pimpinan KPK, Johan Budi menjelaskan, bekas Walikota Makassar Ilham Arief sudah dicegah bepergian ke luar negeri oleh pihak imigrasi. Hanya saja, larangan pencegahan yang diterima Ilham pada 9 Mei lalu harus dicabut seiring kekalahan KPK di sidang praperadilan pada 12 Mei lalu.

“Sprindik (Surat Perintah Penyidikkan) dicabut maka semua yang mengikuti dicabut, disita dan dikembalikan termasuk pencegahan. Apakah dicegah lagi saya belum tahu prosesnya seperti itu,” jelas Johan dalam jumpa pers di Gedung KPK, Jakarta, Jumat lalu.

Johan Budi menambahkan, dalam kasus ini biro hukum KPK juga tengah melakukan peninjauan kembali atas kekalahan lembaganya dalam sidang praperadilan 12 Mei lalu.

“Kita memutuskan untuk PK, kemarin saya cek ada yang sedang diperbaiki materinya, biro hukum

perbaiki kasih waktu  1-2 hari ini lah selesai,” tambah Johan Budi.  

Sebelumnya, Ilham Arief mangkir dari panggilan pemeriksaan. Belakangan diketahui Ilham sedang berada di Mekah, Arab Saudi bersama istri dan anaknya untuk beribadah umroh.

Ilham dijerat sebagai tersangka lantaran diduga melakukan korupsi dalam kerjasama rehabilitasi kelola dan transfer untuk instalasi PDAM Makassar tahun 2006-2012. KPK menyebut Ilham melakukan korupsi sehingga merugikan negara hingga Rp 38 miliar.


Editor : Sasmito Madrim

  • Ilham Arief
  • johan budi
  • Tudingan Korupsi
  • Arab Saudi

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!