KBR, Cilacap – Menyambut Hari Lingkungan Hidup Sedunia 5 Juni, desa di sekitar Laguna Segara Anakan, Cilacap, Jawa Tengah menggelar Festival Nipah.
Festival digelar di Desa Ujungmanik Kecamatan Kawunganten, 6-7 Juni 2015.
Kepala Desa Ujungmanik, Sugeng Budiyatno mengatakan acara ini digelar untuk menyambut hari lingkungan hidup dunia yang jatuh pada 5 Juni lalu sekaligus mengangkat produk desa.
Nama ‘Festival Nipah’ dipilih karena tanaman ini memiliki fungsi ekologi dan ekonomi bagi masyarakat sekitar Laguna Segara Anakan.
Pohon nipah adalah tanaman endemik daerah Laguna Segara Anakan yang membentuk ekosistem hutan mangrove.
Di desa Ujungmanik, terdata 150 penderes nipah. Jika diperhitungkan dengan desa sekitarnya, seperti Panikel dan Grugu, maka jumlah penderes berjumlah sekira 500-an orang.
Nipah dan masyarakat desa sekitar Laguna Segara Anakan telah membentuk budaya sungai, yang terdiri dari maritim dan agraris.
"Nipah hanya tumbuh di daerah-daerah tertentu. Dan di Desa Ujungmanik, bisa dilihat sepanjang sungai ditumbuhi pohon nipah. Gula kelapa dan nipah menjadi penggerak ekonomi masyarakat. Setiap minggu banyak pengepul yang membeli gula berasal dari daerah lain dan kabupaten lain," kata Sugeng Budiatno.
Sementara, Ketua Panitia Festival Nipah, Akhmad Fadli menambahkan Laguna Segara Anakan dan hutan mangrove juga memiliki potensi pariwisata yang belum tergali maksimal.
Fadli mengatakan rencananya Festival Nipah bakal digelar tiap tahun untuk kampanye pelestarian hutan mangrove sekaligus mengangkat produk desa dan potensi pariwisata.
Dalam acara ini, digelar berbagai workshop dan pameran. Antara lain, workshop pemetaan hutan mangrove menggunakan drone (aero modeling), Sistem Informasi Desa (SID), teknologi pemanfaatan nipah, workshop jurnalistik dan fotografi.
Editor: Agus Luqman