HEADLINE
Jelang 9 Tahun Lapindo, Korban Pesimistis Pemerintah Tepati Janji
"Hingga kini ia belum melihat ada tanda-tanda pemerintah bakal menepati janjinya."
Bambang Hari
KBR, Jakarta - Korban luapan lumpur Lapindo mengaku pesimistis
pemerintah bakal menepati janji untuk membayar uang ganti rugi sebelum
lebaran. Koordinator paguyuban korban luapan lumpur Lapindo di desa
Jatirejo, M Nizar mengatakan, hingga kini ia belum melihat ada
tanda-tanda pemerintah bakal menepati janjinya. Ia mengaku belum
dihubungi utusan dari Pemerintah terkait pembayaran uang ganti rugi itu.
"Sampai
saat ini belum ada kabar yang menyenangkan dari pejabat-pejabat yang
memiliki kewenangan. Hingga kini kami belum melihat tanda-tandanya.
Semuanya belum pasti. Menteri Sosial juga kan sebelumnya mengatakan akan
dibayar pada awal bulan Maret. Tapi kenyataannya, tidak ada pembayaran
pada bulan Maret. Dan yang terakhir Menteri PU bilang sebelum lebaran.
Tapi ya itu. Belum pasti," katanya ketika dihubungi KBR melalui
sambungan telepon.
Sebelumnya, Pemerintah berjanji akan
mencairkan dana talangan Lapindo sebelum lebaran. Menteri Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengatakan, besaran dana yang
digelontorkan mencapai sekitar 827 miliar rupiah. Kata dia, tim teknis
sudah terbentuk dan bisa bekerja minggu depan untuk melakukan perjanjian
dengan PT Minarak Lapindo Jaya. Basuki Hadimuljono menambahkan, dana
talangan tersebut harus dikembalikan PT Lapindo selama 4 tahun.
Kata dia, hasil verifikasi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP) menyebutkan aset perusahaan tersebut berjumlah 2,7 triliun
rupiah. Apabila perusahaan tak mampu mengembalikan dana, maka pemerintah
akan menyita aset tersebut.
Editor: Dimas Rizky
- Korban Lumpur Lapindo
- ganti rugi lapindo
- pesimis ganti rugi dibayar pemerintah
- berita
Komentar
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!