HEADLINE

Presiden Janji Temui, Aksi Tolak Semen Perempuan Kendeng Berakhir

""Ya bisa dipastikan. Kita aturlah waktunya yang baik.""

Wydia Angga

Presiden Janji Temui, Aksi Tolak Semen Perempuan Kendeng Berakhir
Mensesneg Pratikno (kedua kanan) dan Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki (kanan) menemui petani yang tergabung dalam Kartini Pegunungan Kendeng di depan Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (13/4). (Foto:

KBR, Jakarta- Semen yang selama dua hari membelenggu kaki sembilan perempuan asal pegunungan Kendeng di depan Istana Presiden akhirnya dibongkar menjelang hari kedua aksi berakhir. Keputusan  diambil setelah dua lembaga negara yakni Komnas HAM dan Komnas Perempuan datang dan memberikan jaminan untuk berkomunikasi dengan presiden melalui surat, meminta untuk segera dilakukan pertemuan dan dialog dengan para perempuan yang menolak pabrik semen itu.

Komisioner Komnas HAM Sandrayati Moniaga mengaku mengirim surat kepada presiden agar permasalahan ini tak berlarut.

"Surat itu sebenarnya mengingatkan bahwa ini persoalan yang sudah lama yang harus ditindak lanjuti dan kami merekomendasikan KSP mengambil peran untuk menjadi semacam mediator,"  ungkap Komisioner Komnas HAM Sandrayati Moniaga (13/4/2016)


Selama proses pembongkaran semen, kesembilan petani perempuan tampak lega dan haru dengan air mata yang tak terbendung membasahi wajah mereka. Menyusul pembongkaran itu, datanglah kabar dari Istana bahwa dua orang perwakilan dari presiden telah diutus untuk menemui mereka.

Sekira pukul 6 sore, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno dan Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki datang, menyalami ibu-ibu dan menjanjikan untuk mengatur waktu pertemuan antara presiden dengan ibu-ibu tersebut.

Kata Teten, Presiden Joko Widodo khawatir jika aksi menyemen diri dilanjutkan, maka akan membahayakan kesehatan ibu-ibu. Teten juga menyebut bahwa pertemuan dengan presiden masih belum dapat ditentukan jadwalnya namun ada kemungkinan dilakukan setelah kunjungan presiden ke Eropa berakhir di pertengahan bulan ini.

Soal sikap presiden mengenai tuntutan penghentian pembangunan pabrik semen, kata Teten, belum diputuskan. Hal itu menunggu pembicaraan masyarakat dengan Presiden.

"(Pertemuan ibu-ibu dengan Presiden sudah bisa dipastikan akan terjadi?) Ya bisa dipastikan. Kita aturlah waktunya yang baik. sebenarnya saya kemarin sudah menemui ibu-ibu, saya sudah memahami aksi mereka dan permintaannya hanya ingin bertemu dengan presiden karena dialog di tingkat lokal mereka mengalami kebuntuan. (Terkait tuntutan tidak membangun pabrik semen?) Kita belum sampai ke sana, pembicaraan saya dengan teman-teman adalah mengatur pertemuan dengan presiden, jadi nanti pembicaraan masalahnya akan dengan presiden. (Dalam pertemuan itu apa akan bersama pabrik semen?) Kita belum tahu tapi kan kita bisa pelajari dulu problemnya apa," pungkas Teten (13/4/2016).

Editor: Rony Sitanggang 

  • aksi sembilan kartini kendeng
  • Komisioner Komnas HAM Sandrayati Moniaga
  • Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno
  • Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!