HEADLINE

Pasca Bentrok Tentara Filipina-Abu Sayyaf, Pemerintah Belum Tahu Nasib WNI Yang Disandera

"Juru bicara Kemenlu, Armanatha Natsir mengatakan, selama ini Indonesia menerima informasi keberadaan sandera berada di luar pulau Basilan."

Eli Kamilah

Pasca Bentrok Tentara Filipina-Abu Sayyaf, Pemerintah Belum Tahu Nasib WNI Yang Disandera
Keluarga WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf, Agustin Pilohoma (50) dan Jemmy Repi (58) duduk di belakang foto putranya, Alfian Elvis Repi, di kediaman mereka di Desa Kauditan, Minahasa Utara, Sula

KBR, Jakarta - Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) belum mengetahui kondisi sandera pasca pertempuran sengit antara militer Filipina dengan kelompok Abu Sayyaf di Pulau Basilan, Filipina.

Juru bicara Kemenlu, Armanatha Natsir mengatakan, selama ini Indonesia menerima informasi keberadaan sandera berada di luar pulau Basilan. Meski begitu, Kemenlu masih terus melakukan komunikasi dengan pemerintah Filipina soal keselamatan sandera.

"Lokasi sandera kita, kita belum terima informasi ada di Basilan. Apakah ini hanya pengejaran? kita belum tahu bagaimana dan kenapa ini terjadi. Saya harus konfirmasi ke kedutaan Filipina. Selama ini kita menerima informasi bahwa lokasi sandera tidak berada di lokasi sekitar Basilan," kata Armanatha kepada KBR, Minggu (10/4/2016)


Sebanyak 18 tentara Filipina tewas dan 50 tentara lainnya terluka dalam pertempuran dengan kelompok Abu Sayyaf di pulau Basilan, Filipina kemarin. Empat tentara lainnya juga dilaporkan dipancung oleh pihak Abu Sayyaf.


Sementara jumlah tewas dari kelompok Abu Sayyaf dilaporkan berjumlah 5 milisi. Pihak Filipina beralasan banyaknya korban di pihak mereka karena posisi tentara Filipina berada di bawah kelompok Abu Sayyaf sehingga mudah diserang meski sudah berlindung. 

Editor: Sasmito Madrim

  • Kelompok Abu Sayyaf menculik untuk tebusan di Filipina
  • Juru Bicara Kemenlu Arrmanantha Nasir
  • militer Filipina
  • penyanderaan WNI

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!