HEADLINE

Minyak Tanah Mahal, PKL Nunukan Pakai Solar

"Salah satu penjual mie ayam keliling, Tono mengatakan, dengan menggunakan solar para pedagang makanan keliling bisa menghemat Rp70 ribu setiap satu jeriken ukuran 5 liter."

Adhima Sukoco

PKL
Mahalnya minyak tanah di wilyah perbatasan membuat warga pedagang kaki lima di Nunukan beralih menggunakan solar. Foto: Adhima Sukoco

KBR, Nunukan – Pedagang makanan kaki lima di Kabupaten Nunukan kalimantan Utara mulai beralih menggunakan solar untuk memasak dagangannya setelah kenikan harga minyak di wilayah perbatasan. Harga satu liter minyak tanah di wilayah perbatasan mencapai Rp20 ribu per liter.

Salah satu penjual mie ayam keliling, Tono mengatakan, dengan menggunakan solar para pedagang makanan keliling bisa menghemat Rp70 ribu setiap satu jeriken ukuran 5 liter.


“Banyak sudah yang pakai solar. Kalau solar ya ngantre ke Pertamina. Biasanya dikasih lima liter satu orang.  Lebih irit modalnya, perbandingan 5 liter seratus ribu kalau solar cuma tigapuluh, tujuh puluh ribu.“ ujar Tono kepada KBR, Rabu (8/4/2015)


Tono menambahkan, untuk mengusir dan menghilangkan bau serta asap tebal dari kompor solar, para pedagang menggunakan detergen bubuk maupun  batu kapur.


Sementara untuk mendapatkan solar, para pedagang makanan keliling hanya bisa mengantre di Agen Premium  dan Minyak Solar (APMS).


Editor: Anto Sidharta

 

  • PKL
  • Nunukan
  • solar

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!