HEADLINE

DPR: IAIN Mataram Belum Layak Jadi UIN

"Hingga kini Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Mataram belum memiliki rektor definitif, dan hanya dijabat bekas rektor lama sebagai Pejabat sementara (Pjs),"

Turmuzi

Kementerian Agama
Kantor Kementererian Agama E\RI di NTB. Foto: Turmuzi

KBR. Mataram – Konflik di internal Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) mendapat sorotan dari kalangan anggota DPR.

Ini menyusul kisruh pemilihan rektor IAIN Mataram yang berdampak pada penundaan pelantikan rektor terpilih, Prof. Muhammad Taufik. Akibatnya hingga kini kampus ini belum memiliki rektor definitif, dan hanya dijabat bekas rektor lama sebagai Pejabat sementara (Pjs)


Anggota Komisi VIII DPR  Rachmat Hidayat mengatakan, masih berlarut konflik di internal IAIN Mataram membuktikan bahwa kampus ini pada dasarnya tidak siap dan layak jadi Universitas Islam Negeri (UIN) sebagaimana yang gembar-gemborkan selama ini.  


DPR, kata dia, sudah memberi masukan Menteri Agama dan Gubernur NTB terkait dengan hal ini.


“Tapi kalau dia yang berkuasa pertimbangannya lain, itu kan bukan urusan kita. Tapi jangan lupa, gubernur itu adalah kepala daerah di daerah ini, kalau saya ndak setuju UIN itu. Apa dasar saya tidak setuju, pengelolaan IAIN sekarang ini saja sudah amburadul apalagi mau jadi UIN,” kata Rachmat di Mataram, Selasa (14/4/2015)


Lebih lanjut Rachmat mempertanyakan, kampus IAIN Mataram yang penuh dengan kaum intelektual tak mampu menyelesaikan kisruh internal yang menurutnya disusupi kepentingan politis.


“Jangan disamakan dong antara Perguruan Tinggi (PT) dengan lembaga politis. PT itu sebagai lembaga akademis, bukan lembaga politis tempat berebut kekuasaan dan cari jabatan,” ujar Rachmat Hidayat.


Ia menambahkan, Kementerian Agama berjanji akan segera melantik rektor terpilih sebagai rektor definitif. Ini terungkap dari hasi pertemuan Komisi VIII DPR yang didampingi dewan penyantun IAIN Mataram dengan Kementerian Agama saat meminta klarifikasi terkait kisruh penundaan pelantikan rektor IAIN Mataram.


Editor: Anto Sidharta

 

  • IAIN Mataram

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!