HEADLINE

Eks Gafatar : Kami Murni Melakukan Pertanian

""Orang mengatakan ini aliran sesat, padahal kami melakukan kegiatan sosial, budaya dan ilmiah.""

Iriene Natalia, Asrul Dwi

Eks Gafatar : Kami Murni Melakukan Pertanian

KBR, Mempawah - Pemerintah Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat akan memulangkan sekitar 760 orang warga bekas anggota Gerakan Fajar Nusantara atau Gafatar ke daerah asal di Pulau Jawa. Ketua Sentra Komunikasi Kabupaten Mempawah, Susanto mengatakan ratusan warga itu akan diangkut menggunakan kapal dengan tujuan ke Semarang dan Surabaya. Ini menyusul aksi pembakaran terhadap permukiman yang didiami oleh warga eks anggota Gafatar di Desa Moton Kabupaten Mempawah oleh massa pada Selasa kemarin.


Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Menurut warga, pembakaran terjadi karena warga resah dengan aktivitas Gafatar. 


Menurut pantauan wartawan lokal Arif Nugroho, pembakaran permukiman di Moton Panjang, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat dilakukan massa setelah Gafatar menolak evakuasi. Gafatar menganggap warga tidak berhak mengusir, sebab tanah yang mereka tempati legal. Mereka menilai pembakaran ini dilakukan untuk mengambil alih lahan dan bangunan Gafatar. Menurut pantauan wartawan, kegiatan kelompok ini sehari-hari adalah bertani dan tidak melakukan sosialisasi atau syiar keagamaan.


KBR dan wartawan lokal Arif Nugroho mewawancarai salah satu anggota Gafatar, Yanuar, yang berasal dari Yogyakarta. Ia sekarang mengungsi di Kamp Kubu Raya. 


Pak Yanuar, selama ini apa  yang dikerjakan Pak Yanuar bersama teman-teman eks Gafatar di Mempawah?

Yanuar: Yang kami kerjakan di Mempawah selama ini murni melakukan pertanian. Mengapa pertanian? Karena itu sangat fundamental, masalah pangan. Kami menanam antara lain ada padi, ada kangkung, ada bunga. Sebentar lagi mau panen kangkung, tapi karena ada massa yang menginginkan kami segera pindah, ya sudah kami tinggalkan saja.

Pak Yanuar, eks Gafatar berarti kan sudah tidak bergabung lagi di Gafatar. Mengapa memutuskan tidak bergabung lagi?

Yanuar: Memang Gafatar itu Agustus 2015 sudah bubar, karena desakan masyarakat atau orang-orang yang mengatakan itu aliran sesat. Padahal kami sudah melakukan kegiatan sosial, budaya dan ilmiah. Tapi karena desakan seperti itu yang selalu di katakan pihak-pihak aliran sesat, ya sudah dibubarkan.

Sebenarnya warga sekitar tahu tidak aktivitas Gafatar sebelumnya?

Yanuar: Kalau di Desa Pasir sendiri, kegiatannya tahu. Karena memang ketika kita mau bercocok tanam mereka juga sering ke sungai untuk mancing. Yang jadi masalah, yang menyerang bukan dari warga sekitar akan tetapi dari pemuda lain.

Jadi selama ini tidak ada masalah dengan warga sekitar ya?

Yanuar: Tidak ada masalah. Ketika didatangi massa mereka bertanya kenapa? Kenapa didatangi, padahal tidak pernah ada masalah, memang murni keseharian kita ini bertani, tidak ada mengajar (aliran sesat) seperti yang diisukan.

Cukup membaur juga dengan warga sekitar sana? Ada beberapa pihak yang bilang warga bekas Gafatar ini mengekslusifkan diri...?

Yanuar: Tidak, kami terbuka. Terbukti akses masuk tidak terhalang apapun, tidak ada portal segala macam, bebas. Kami sudah izin ke pihak-pihak yang berwajib, RT, RW, kelurahan, kecamatan pun kami sudah melakukan izin. Ketika kami izin ke kecamatan, pihak kecamatan bilang tidak perlu tertulis, secara lisan saja. Kemarin ketika panas-panasnya isu seperti itu, kami berusaha untuk memberikan pencatatan kami yang kami lakukan dari awal pembukaan lahan, kegiatan sehari-hari apa, itu kami tulis. Akan tetapi sepertinya sudah tidak menjadi hal yang penting atau sesuatu yang tidak penting buat mereka, sudah terlambat dari awal. Dari awal karena memang mereka menginginkan secara tertulis, jadi kami tidak membuat secara tertulis.

Pak Yanuar sudah berapa lama di sana?

Yanuar: Kalau saya sendiri tanggal 23 itu berangkat dari Yogya.

Jadi bapak baru ya di sana.

Yanuar: Iya, baru saja.

Jadi bapak berasal dari Yogya. Ada rencana akan dipulangkan, bersedia untuk balik ke Yogya?

Yanuar: Secara pribadi dan obrolan dari teman-teman, kami menolak untuk dipulangkan. Karena memang kami sudah habis-habisan di daerah asal dan memang tujuan kami untuk pindah ke Kalimantan ya memang murni untuk melakukan pertanian. Ketika kami nanti dipulangkan, kami mau di mana? Mau ngapain lagi? Gak bisa. Harapannya, kalau bisa bertahan di sini, mau ditaruh di mana, kami ikut saja.

Kenapa Anda tertarik ikut Gafatar?

Yanuar: Gafatar berdiri tanggal 14 Agustus 2009, memang visi misinya itukan bagus. Intinya itu  terwujudnya tata kehidupan masyarakat, bangsa dan negara sejahtera yang azasnya Pancasila. Memudarnya nilai-nilai luhur Pancasila itu yang membuat saya mempunyai tujuan yang sama untuk menghimpun sebuah bangsa, negara yang damai dan sejahtera.

Tahunya dari mana informasi soal Gafatar?

Yanuar: Dari teman. Inikan kegiatannya ada tiga, sosial, budaya dan Ilmiah. Sosial ada kerja bakti, budaya ada tari-tarian, teater, Ilmiah ada kajian-kajian.

Pak Yanuar ada anak istri juga?

Yanuar: Ya ada.

Di pengungsian juga ya?

Yanuar: Iya. Kami semua ada di pengungsian.


Editor: Citra Dyah Prastuti 

  • gafatar
  • gafatar diserang
  • mempawah kalimantan barat
  • Toleransi
  • petatoleransi_11_Kalimantan Barat_merah

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!