NASIONAL

Ketua Komnas Disabilitas Akui Kesulitan Mencoblos Surat Suara Pemilu

"Untuk saya seorang disleksia, saya masih kesulitan untuk menemukan nama, meskipun saya sudah punya pilihan."

Fadli Gaper

Disabilitas
Sejumlah disabilitas netra mencoblos di TPS 05 Cicendo, Bandung dengan diberikan layanan pendamping (14/2/2024). (Foto: KBR/Dok. Dante Rigmalia)

KBR, Jakarta - Penyandang disabilitas disleksia -- atau gangguan penglihatan yang diakibatkan kelainan saraf otak -- menyatakan kesulitan melakukan pemungutan suara atau pencoblosan surat suara di bilik suara.

Ketua Komisi Nasional Disabilitas (KND) Dante Rigmalia menyatakan pengalaman pribadinya itu saat melakukan pencoblosan di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 031 di Desa Bojongsoang, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (14/2/2024).

"Ketika melakukan pemilihan atau pencoblosan di bilik suara, saya membuka lima kertas surat suara, dan di sana sangat banyak tertulis nama partai dan juga nama-nama calon. Untuk saya seorang disleksia, saya masih kesulitan untuk menemukan nama, meskipun saya sudah punya pilihan karena nomor sangat banyak dan juga kotak sangat banyak," tuturnya melalui pesan suara kepada KBR, Rabu (14/2/2024).

Dante menambahkan, dirinya juga sempat menyaksikan langsung pemungutan suara di TPS 04 dan 05 di Kelurahan Pasirkaliki, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung.

"Dua TPS ini berlokasi di Gedung Wiyataguna, Cicendo. Di sini ada 25 pemilih yang merupakan penyandang disabilitas. Rinciannya, 23 penyandang disabilitas netra baik buta total dan low vision, serta dua pemilih lagi disabilitas fisik. Saya melihat para penyandang disabilitas melakukan pemungutan suara dengan didampingi petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS). Tapi karena jumlah pemilih disabilitas di TPS ini relatif banyak, maka bantuan tenaga pendamping pun ditambah lagi," urai Dante.

Dilanjutkannya, penyelenggaraan pemungutan suara di TPS 04 dan o5 di Cicendo berlangsung tertib dan baik serta benar-benar memberikan dukungan sepenuhnya.

"Saya menyaksikan, kepada para penyandang disabilitas netra, petugas KPPS juga menawarkan dua pilihan. Apakah pemilih akan menggunakan alat bantu pemilihan atau template braille, dan atau memilih didampingi saja oleh di bilik suara oleh pendamping. Tadi, mayoritas disabilitas netra memilih untuk didampingi saja di bilik suaranya, daripada mencoblos dengan menggunakan template braille," ungkapnya.

Baca juga:

- Tiga TPS di Cirebon Pakai Sari Kunyit, Pengganti Tinta

- Nyoblos di Yogyakarta, Mahfud MD Berharap Indonesia Dapat Pemimpin yang Baik

Dante mengatakan, ada juga pasangan suami istri yang sama-sama disabilitas netra dan turut melakukan pemungutan suara.

"Saat suaminya mencoblos surat suara di bilik suara, istrinya menjadi pendamping. Begitupun sebaliknya, saat istrinya melakukan pencoblosan, maka suaminya yang menjadi pendamping di bilik suara," tutur Dante.

Butuh Waktu Lama

Sementara itu, Komisioner KND Jonna Aman Damanik menyatakan, butuh waktu lama bagi dirinya yang penyandang disabilitas netra untuk mencoblos surat suara di TPS.

"Kertas surat suaranya besar sekali, seperti koran besarnya. Bagi saya, butuh waktu cukup lama untuk membukanya saja. Saya butuh waktu satu menit, hanya untuk membuka surat suara saja. Itu catatan penting, perlu rasanya menjadi perhatian dan inovasi perbaikan demi kemudahan penyandang disabilitas melaksanakan hak pilihnya," ujar Jonna yang mencoblos di TPS 012 kelurahan Rawabunga, Jatinegara, Jakarta Timur.

Menurut Jonna, TPS tempatnya memilih berlokasi di Sekolah Dasar Negeri (SDN) dan sudah memenuhi aksesibilitas untuk penyandang disabilitas fisik.

"Saat melakukan pemungutan suara tadi, saya memilih untuk dilakukan pendampingan. Meskipun tersedia template braille untuk kategori surat suara Capres-Cawapres, dan kalau enggak salah untuk surat suara DPD RI saja. Surat suara lain tidak ada template braille-nya karena ukurannya terlalu besar," ujarnya melalui pesan suara kepada KBR, Rabu (14/2/2024).

Editor: Wahyu Setiawan

  • #PemiluDamaiTanpaHoaks
  • Ganjar Pranowo
  • #kabar pemilu KBR
  • TPS
  • Komnas Disablitas
  • Dante Rigmalia

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!