NASIONAL

Kemenkes Bentuk Tim Tangani Calon Dokter Spesialis yang Depresi

"Langkah awal yang dilakukan tim adalah menangani calon dokter yang ingin mengakhiri hidup."

Hoirunnisa

Kemenkes Bentuk Tim Tangani Calon Dokter Spesialis yang Depresi
Ilustrasi dokter. (ANTARA/freepik.com)

KBR, Jakarta - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) membentuk tim khusus menangani peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) yang mengalami depresi. Juru bicara Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, langkah awal yang dilakukan tim adalah menangani calon dokter yang ingin mengakhiri hidup.

"Coba dicari apa penyebabnya. Nah kita sudah membentuk tim yang diketuai oleh Rumah Sakit Marzoeki Mahdi yang kemudian menyiapkan layanan telemedicine untuk salah satunya atau pelayanan bertemu langsung untuk para peserta PPDS, untuk bisa mendapatkan pertolongan terhadap gangguan kesehatan mental. Ini adalah langkah awal yang nantinya akan kita lihat faktor-faktor penyebab apa saja yang mungkin berpengaruh secara spesifik untuk terjadinya depresi di kalangan peserta," ujar Nadia kepada KBR, Rabu (17/4/2024).

Nadia menambahkan, Kemenkes bersama rumah sakit vertikal dan fakultas kedokteran bakal mencari tahu penyebab munculnya gejala depresi pada calon dokter spesialis yang tengah menempuh pendidikan.

Nadia menduga ada perundungan dan tekanan selama masa pendidikan.

"Ini adalah langkah awal yang nantinya kita cari faktor penyebab apa saja yang berpengaruh secara spesifik. Nah ini yang masih kita cari untuk penyebabnya," kata Nadia.

"Pasti akan ada evaluasi (sistem pendidikan), tapi setelah kita mendapatkan data yang lengkap mengenai faktor-faktor penyebab depresi yang muncul di kalangan PPDS ini," kata Nadia.

Baca juga: Ribuan Calon Dokter Spesialis Depresi, Kemenkes Bakal Evaluasi Sistem Pendidikan

Sebelumnya, skrining yang dilakukan Kemenkes mengungkap ada 2.716 peserta pendidikan dokter spesialis mengalami depresi. Jumlah itu setara 22,4 persen dari total 12.121 peserta.

Dari 22,4 persen yang mengalami depresi, 3,3 persen di antaranya memiliki keinginan untuk mengakhiri hidup.

Skrining dilakukan di 28 rumah sakit vertikal menggunakan kuesioner Patient Health Questionnaire-9 atau PHQ-9.

Editor: Wahyu S.

  • Calon Dokter Spesialis
  • Dokter
  • Kemenkes
  • Depresi

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!