NASIONAL

BMKG: Fenomena Alam Akan Terus Semakin Ekstrem

"Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menyebutkan, tantangan yang dimaksud seperti fenomena alam yang semakin dinamis, ekstrem, dan kompleks."

Ardhi Ridwansyah

BMKG
Sejumlah siswa berpayung daun pisang akibat hujan di desa Cemoro Kandang, Malang, Jawa Timur. (Foto: ANTARA/Ari Bowo Sucipto/Koz/ama/pri).

KBR, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) membeberkan sejumlah tantangan ke depan yang bakal dihadapi.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menyebutkan, tantangan yang dimaksud seperti fenomena alam yang semakin dinamis, ekstrem, dan kompleks.

Kata dia, akhir abad ini atau 2100, kita akan selamat menghadapi kondisi iklim kalau kenaikan suhu tidak melampaui 1,5 derajat celcius. Masalahnya, berdasar Organisasi Meterologi Dunia (WMO). Kenaikan rata-rata suhu di 2023 mencapai 1,45 derajat celcius.

“Kemarin, tahun lalu sudah 1,45 derajat celcius bagaimana kita harus mengatasi itu, harus kolaborasi, sinergi, dan harus mutar otak teknologinya gimana. Makanya itu tantangan kami yang akan dibahas dalam rakornas,” ucap Dwikorita dalam acara Rapat Koordinasi Nasional BMKG 2024 dipantau via kanal Youtube Info BMKG, Senin (6/5/2024).

Tantangan selanjutnya yakni anomali hujan secara global dan kejadiannya bisa berdampingan, satu sisi wilayah kering, sedangkan sisi wilayah lainya hujan.

“Lalu kekeringan, ini juga melanda seluruh dunia, termasuk kita dan kelanjutannya adalah di pertengahan abad, di tahun 2050 ada krisi pangan global, warna sekain orange, semakin gelap, itu yang semakin rentan rawna mengakami krisi pangan, hampir sleuruh dunia. Kita enggak bisa impor, kita enggak bisa ekspor,” jelasnya.

Baca juga:

BMKG Prediksi Juli-Agustus Puncak Musim Kemarau

Bencana Terus Makan Korban, Perlu Sosialisasi dan Edukasi Tiada Henti

Editor: Fadli

  • dan Geofisika
  • Musim Kemarau
  • BMKG
  • Badan Meteorologi
  • Klimatologi

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!