BERITA

Sekolah Kesatuan Bangsa Yogyakarta Bantah Disebut Turki Terkait Gulen

"Sudah tak ada lagi kerjasama dengan Turki."

Eka Juniari

Sekolah Kesatuan Bangsa Yogyakarta Bantah Disebut Turki Terkait Gulen
Budayawan Emha Ainun Najib (kiri) memberikan keterangan pers soal sekolah anaknya yang disebut terafiliasi dengan pengkudeta pemerintah Turki. (Foto: Eka Juniari/KBR)



KBR, Yogyakarta- Sekolah Kesatuan Bangsa Bilingual Boarding School Yogyakarta membantah memiliki afiliasi dengan jaringan Organisasi Teroris Fethullah (FETO). Kelompok itu disebut pemerintah Turki, menjadi dalang kudeta yang gagal beberapa waktu lalu. Bahkan Turki menyebut pemimpin FETO, Gulen, kini mengasingkan diri di Amerika Serikat.

Kepala Sekolah Kesatuan Bangsa Bilingual Boarding School Yogyakarta Ahmad Nurani mengatakan tuduhan pemerintah Turki tidak beralasan.


"Saat berdiri memang diresmikan presiden Turki Abdullah Gul. Namun sejak Juni 2015, kerjasama manajemen dengan PASIAD Turki berhenti. Saat ini kerjasama dengan luar negeri melibatkan Amity Australia," kata Ahmad di sekolahnya Jl. Wates km 10 Bantul, Jumat (29/7/2016).


Sekolah Kesatuan Bangsa Bilingual Boarding School Yogyakarta tetap melanjutkan aktivitas belajar mengajar seperti biasa.


Ahmad Nurani menuturkan tidak ada alasan institusinya ditutup. Bernaung di bawah Yayasan Kesatuan Bangsa Mandiri milik pengusaha lokal Probosutedjo, sekolah itu juga menerapkan kurikulum nasional. Hanya saja sebagai sekolah berstatus Satuan Pendidikan Kerjasama (SPK), bisa menambahkan kurikulum luar negeri yakni Bahasa Inggris. Sekolah menyatakan tidak ada penanaman budaya Turki secara mendasar.


"Fokus kami sekarang melindungi siswa agar pikiran tidak macam-macam. Komunikasi dengan orang tua terus dilakukan lewat telepon dan email," tambahnya.


Pihak sekolah akan mengambil langkah-langkah tegas yang diperlukan sesuai koridor hukum menyikapi tuduhan tersebut.


Emha Ainun Najib: Pemerintah Harus Kroscek

Sementara itu, orang tua siswa Sekolah Kesatuan Bangsa Bilingual Boarding School Yogyakarta mengaku tidak percaya instansi pendidikan tersebut terkait dengan terorisme. Budayawan Emha Ainun Najib, orang tua dari dua anak yang bersekolah di situ mengatakan pemerintah Indonesia harus melakukan cek dan ricek sehubungan tudingan tersebut.


Dirinya yakin siswa di sekolah tersebut termasuk dua anaknya, Aqiela Fadiya Haya (kelas 11) dan Jembar Tahta Aulillah (kelas 9) tidak mengenal Fethullah Gulen.


"Kalau dalam agama namanya tabayun agar tidak merugikan suatu kaum. Harus ada keseimbangan informasi, data dan fakta. Harus dipelajari faktor mana yang membuat Kesatuan Bangsa terkait dengan Fethullah Gulen," tuturnya.


Emha bersama istrinya Novia Kolopaking mengaku heran tudingan terkait terorisme mampir di sekolah Kesatuan Bangsa. Menurutnya, terlalu terbuka bagi pelaku teror membangun institusi besar dan terbuka dengan ratusan siswa di dalamnya. Terlebih, berbagai prestasi tingkat nasional dicatat oleh sekolah tersebut, termasuk Olimpiade Sains Nasional (OSN) SMA. Isu akademis menjadi bahasa sehari-hari para siswa setingkat SMP dan SMA itu.


"Saya percaya secara pendidikan, keamanan fisik dan pikiran anak-anak saya terjaga di sekolah ini. Saya sudah pelajari sistem pendidikannya. Kalau sedikit saja anak saya ditanami kuman terorisme, saya akan marah," tandasnya.


Sekolah Kesatuan Bangsa Bilingual Boarding School Yogyakarta adalah satu dari sembilan sekolah yang disebut pemerintah Turki memiliki kaitan dengan Fethullah Gulen dan FETO.

Editor: Dimas Rizky

  • pendidikan
  • sekolah gulen

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!