BERITA

Dianggap Gagal, Jokowi Minta Program KB Kembali Digaungkan

" Pengereman angka kelahiran penting dilakukan lantaran Indonesia akan menghadapi bonus demografi, dimana jumlah penduduk usia produktif (usia 15-45 tahun) jauh lebih tinggi dari usia nonproduktif."

Aisyah Khairunnisa

Dianggap Gagal, Jokowi Minta Program KB Kembali Digaungkan
Kepala BKKBN Surya Chandra Surapaty usai bertemu Presiden Joko Widodo. Presiden meminta program KB kembali digaungkan. (Foto: Aisyah Khairunnisa/KBR)

KBR, Jakarta - Presiden Joko Widodo meminta agar program Keluarga Berencana (KB) kembali digaungkan.

Permintaan itu disampaikan Presiden Jokowi langsung kepada Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Surya Chandra Surapaty di Istana Negara.


Surya Chandra mengatakan program KB belakangan ini dianggap gagal. Misalnya, program Millennium Development Goals (MDGs) yang menargetkan angka kematian ibu melahirkan bisa ditekan hingga 112 per 100.000 kelahiran hidup. Namun saat ini jumlah kematian ibu melahirkan justru meningkat menjadi 360 per 100.000 kelahiran hidup.


"Kemudian juga menurut MDGs kita harus menurunkan angka kematian bayi, (tapi malah) meningkat. Berarti di situ indikasinya program KB gagal, atau kita tidak lagi bicara KB, terutama di desa-desa," kata Surya selepas bertemu dengan Presiden, Selasa (29/9).


"Maka Pak Presiden tadi menekankan sekali kita harus kerja keras untuk menggaungkan kembali KB dan kependudukan," kata Surya yang pernah menjadi anggota Komisi Kesehatan DPR dari Fraksi PDI Perjuangan.


Surya Chandra menambahkan, presiden berharap kualitas SDM Indonesia, khususnya usia produktif bisa lebih dikembangkan.


Pengereman angka kelahiran penting dilakukan lantaran Indonesia akan menghadapi bonus demografi. Yaitu kondisi di mana jumlah penduduk usia produktif (usia 15-45 tahun) jauh lebih tinggi dari usia tidak produktif.


Namun jika orang berusia kerja tidak berkualitas dan tidak memiliki kompetensi, maka Indonesia diperkirakan akan menjadi bangsa kuli seperti pernah dikatakan Presiden Soekarno.


Editor: Agus Luqman

 

  • Keluarga Berencana
  • BKKBN
  • Presiden Jokowi
  • Jokowi
  • kependudukan
  • bonus demografi

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!