SAGA

Gereja Itu Kini Dipenuhi Tanaman Liar

"Begitu masuk ke gereja, tampak sebuah mimbar menyapa dari sisi kiri. Lantai gereja belum dilapis keramik, masih tanah telanjang. Rangka bangunan kini ditutupi tanaman rambat"

Gereja Yasmin penuh tanaman liar. (KBR)
Gereja Yasmin penuh tanaman liar. (KBR)

KBR, Jakarta - Selamat datang di gereja GKI Yasmin. Gereja ini sejak empat tahun lalu di segel pemerintah Kota Bogor. Meski begitu, pagar gereja rusak dan tampak bolong, orang bisa menyelinap ke dalam lewat celahnya. Setelah masuk tampak rumput liar setinggi satu meter. Rumput ini memenuhi seluruh halaman. Hanya atap gereja saja yang terlihat


“Ini gereja kami yang selama empat tahun terakhir masih disegel secara ilegal oleh Pemkot Bogor, melawan putusan Mahkamah Agung dan rekomendasi Ombudsman Republik Indonesia,” papar Bona Sigalingging, juru bicara dan jemaat gereja GKI Yasmin. 


Orang yang masuk ke sini, mungkin akan mengiranya bangunannya sebagai sebuah laboratorium biologi. Tak ada satu pun tanda salib.


“Tapi sekarang memang kondisinya ya seperti ini. Karena setiap tahun, setiap Natal kami mencoba masuk tapi selalu dilarang. Dan hasilnya seperti ini, penuh dengan tanaman-tanaman liar,” kata Bona sambil melihat sekeliling gereja. 


Begitu masuk ke gereja, tampak sebuah mimbar menyapa dari sisi kiri. Lantai gereja belum dilapis keramik, masih tanah telanjang. Rangka bangunan kini ditutupi tanaman rambat. Terselip di antara tanaman rambat itu, sejumlah hiasan Natal sisa 2010.


Ada serpihan kertas warna-warni terserak di sudut-sudut ruangan. Bona menunjuk ke bidang papan ambruk di ujung depan. Itu bekas panggung anak-anak GKI Yasmin saat pertunjukan Natal.


“Itu seharusnya panggung, ini mimbar kami ibadah, seharusnya di sini ada tempat duduk jemaat. Tapi belum bisa dipakai.” 


Kursi plastik yang dulu digunakan jemaat, kini lenyap tanpa jejak.


“Berapa ratus. Dua ratus tiga ratus. Begitu itu digembok kan kami nggak sempat menyelamatkan apa pun. Pokoknya nggak boleh saja. Baru-baru ini saja bolong dan kami lihat nggak ada kursinya. Mungkin ada yang membutuhkan,” tambahnya. 


Tempat saya berdiri saat itu seharusnya deretan kursi jemaat. Kini, yang ada justru pohon setinggi tiga meter, plus tanaman suplir.


“Yah bisa disebut herbatorium,” ujar Bona lalu tertawa.


Herbatorium Yasmin, begitu Bona menyebut gerejanya kini. Tapi ke sinilah jemaat akan mencoba masuk dan melakukan ibadah pada Natal nanti.


Kemauan para jemaat tak seperti ajuran Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin. Dia menganjurkan para jemaat beribadah di tempat lain, sama dengan Walikota Bogor Bima Arya yang sudah menyiapkan pilihan tempat lain. Tapi jemaat tak peduli. Mereka ingin menyapa Kristus di dalam bangunan gerejanya sendiri.


“Berbekal putusan Mahkamah Agung dan Ombudsman RI. Dan harapan kami, dengan Presiden Jokowi di pemerintahan, diskriminasi ini akan segera berakhir.”


Untuk Natal tahun ini, jemaat GKI Yasmin menyiapkan pohon natal istimewa. Ikuti kisah selanjutnya: Burung Bangau Kertas Bawa Harapan Jemaat GKI Yasmin


Lihat videonya di Terlantarnya Gereja Kami - Herbatorium Yasmin


Lihat cerita sebelumnya: Bhinneka Tunggal Ika Tak Dirasakan Anak GKI Yasmin


  • GKi yasmin
  • polisi
  • gereja
  • Toleransi
  • toleransi
  • petatoleransi_08Jawa Barat_merah

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!