Article Image

SAGA

Bahaya E-Waste untuk Iklim

Foto: Tina Rataj/Unsplash

Ada berapa banyak perangkat elektronik di rumahmu? Ini memang penunjang kehidupan kita, praktis pula. Tapi sampahnya semakin meningkat seiring perkembangan teknologi. Tidak hanya menggunung, sampah elektronik atau e-waste juga menjadi sumber emisi, sehingga bumi makin panas.

Foto: Hannah Sears/Unsplash

Konsumsi ini juga berbanding lurus dengan pertambahan jumlah penduduk.

Tahun 2030, dunia diperkirakan akan menghasilkan hampir 75 juta ton sampah elektronik.

Artinya terjadi peningkatan nyaris 40 persen…

Belum lagi, daur ulang sampah elektronik masih minim.

“Jadi sampah elektronik yang bisa dikelola dan didaur ulang dengan baik, itu jumlahnya cuma 17,4 % dari keseluruhan jumlah sampah elektronik itu. Ada 82,6 % yang itu berakhir di tempat pembuangan sampah ya.“

“Itu berakhir dibakar dan dikelola dengan tidak berkelanjutan gitu.“

Sampah elektronik juga termasuk penghasil emisi perusak lapisan ozon bumi.

“Cara kita mendapatkan material yang digunakan untuk produksi smartphone ataupun gadget yang lain, itu juga berpengaruh terhadap berapa jumlah emisi yang dihasilkan. Kalau kita hitung semua misalnya, handphone kita itu berasal dari material apa saja sih misalnya gitu. Di sana ada alumunium misalnya, di sana ada baterai ya yang dibuat dari lithium-ion, di sana juga ada plastiknya kan begitu.”

Itu baru dari aspek bahan baku.

Belum lagi kalau kita lihat energi yang dipakai untuk menghasilkan barang elektronik tertentu.

“Apakah dia berasal dari energi fosil, baik itu minyak bumi atau batubara gitu ya. Atau barang itu diproduksi dari energi yang bersih, energi yang terbarukan. Itu juga berpengaruh berapa emisi yang dihasilkan.”

Foto: Crish Dickens/ Unsplash

Reporter : Siti Sadida

Editor : Friska Kalia