Article Image

BERITA

Kampanye Anti Kekerasan Seksual Melalui Seni

Kamis 28 Nov 2019, 16.34 WIB

Salah seorang pengunjung melihat instalasi replika bentuk vagina dalam peringatan 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan, Selasa (28/11/2019). (KBR/Valda)

Peringatan: Dalam berita ini akan ada penyebutan organ vital yang mungkin membuat sebagian pembaca kurang nyaman

Memperingati 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (16HAKtP), Koalisi Indonesia untuk Seksualitas dan Keberagaman (Kitasama) membuat kampanye tak biasa. Mereka menampilkan berbagai instalasi mulai dari pakaian para korban kekerasan seksual, bentuk vagina dan payudara hingga beragam lukisan bertema perempuan. Jurnalis KBR Valda Kustarini mengajak anda berkunjung ke pameran yang menampilkan sisi lain dari korban kekerasan seksual di Indonesia.

KBR, Jakarta- "Ini pakaian yang kami pilih untuk menghapus stigma. Ada pakaian anak SD, pakaian biasa, jilbab besar bahkan laki-laki. Ini untuk memperlihatkan stigma korban kekerasan seksual hanya selalu pakai pakaian seksi itu tidak benar,” kata Peneliti Pusat Kajian Gender dan Seksualitas, Nadira Reza Chairani saat membuka pameran bertema 16 rupa : Beda Itu Biasa di Ruang Selatan, Kemang, Selasa (26/11/2019).

Itu adalah salah satu alasan ditampilkannya beragam pakaian korban kekerasan seksual dalam Pameran yang digelar Koalisi Indonesia untuk Seksualitas dan Keberagaman (Kitasama) untuk memperingati 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (16HAKtP). 

Replika berbagai bentuk vagina yang ditampilkan dalam kampanye memperingati 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (KBR/Valda)

red

Salah satu pengunjung dari komunitas Save All Women and Girls, Tirzah Jessica mengaku punya pandangan baru setelah datang ke pameran ini. Disini dia melihat bahwa konsep standarisasi pada tubuh perempuan sama sekali tak benar.

“Selama ini kita tahunya payudara dan vagina tersandarisasi. Padahal setiap tubuh perempuan berbeda. Disini saya belajar lagi dan semua itu valid”

Ia juga berharap semakin banyak masyarakat yang teredukasi dengan adanya pameran semacam ini. Sehingga korban kekerasan seksual di Indonesia tak perlu jadi korban berkali-kali hanya karena stigma dan konstruksi sosial yang dibangun sejak lama.  

<tr>

	<td><b>Reporter</b></td>


	<td><b>:</b></td>


	<td><b>Valda Kustarini<br>
</tr>


<tr>

	<td><b>Editor</b></td>


	<td><b>:</b></td>


	<td><b>Friska Kalia<br>
</tr>