KBR, Jakarta - Seratusan buruh menggeruduk gedung Kementerian Luar Negeri.
Di sana, mereka menuntut campur tangan pemerintah menagih hak yang selama ini dicampakkan PT Panarub Dwikarya –perusahaan pembuat sepatu atlet internasional; Adidas dan Mizuno.
Pasalnya pasca diPHK tiga tahun lalu, nasib mereka terkatung-katung.
Suja Supriyadi, salah satu dari 1300 buruh yang diPHK, menceritakan kembali bagaimana PHK itu terjadi.
Pada Juli 2012, seribuan buruh menggelar mogor kerja selama hari. "Itu puncak kemarahan kami bersama 2500 buruh waktu itu Kita lakukan aksi protes pemogokan pabrik selama lima hari," ungkap Suja.
Aksi itu adalah buntut dari kondisi kerja yang tak ramah pada perempuan dan upah yang jauh dari standar UMK.
"Sistem dan kondisi kerjanya teman-teman buruh 95 persen buruh perempuan. Yang biasanya pegang satu mesin harus memegang tiga mesin itu sulit untuk istirahat ibadah atau ke toilet, upah UMK tidak sesuai ketentuan tahun 2012."
PT Panarub Dwikarya adalah anak usaha PT Panarub Group. Perusahaan yang beroperasi di Kota Tangerang ini mencetak alas kaki atau sepatu merek Adidas dan Mizuno untuk kemudian diekspor ke negara-negara di Eropa, Amerika dan Asia.
Sejak aksi mogok itu, para buruh dilarang masuk kerja. Sementara buruh lain, diintimidasi dengan cara lain.
"Teman-teman yang tidak terintimidasi dan bisa masuk kembali itu bukannya bekerja tapi justru dihukum bawa poster ke dalam pabrik: Saya Tidak Akan Berserikat Lagi, dan Saya Tidak Akan Pernah Demo Lagi, dan begitu-begitu."
Intimidasi bahkan berlanjut dengan ancaman tak mendapat Tunjangan Hari Raya (THR).
"Pengusaha melakukan intimidasi waktu itu lebaran, jadi ketika kita tidak masuk nanti tidak dapat THR dan sebagainya dan itu membuat rontok patah semangat gitu.”
Total ada 1.300 buruh yang diPHK PT Panarub Dwikarya pasca aksi mogok itu dilakukan.
Suja mengatakan, meski sudah diPHK, PT Panarub memasukkan mereka dalam daftar hitam. Tujuannya agar para buruh tak mendapat pekerjaan di tempat lain.
"Adidas ini memberikan nama-nama untuk memblacklist anggota-anggota KSBI supaya tidak bisa bekerja ditempat lain," ucap Suja.
Tiga tahun berlalu, aksi demo menuntut hak terus dilakukan ke sebelas lembaga; Komnas HAM, DPR, Ombudsman, hingga Kementerian Tenaga Kerja. Dan, kali ini ke Kementerian Luar Negeri.
"Surat ke Kemlu terkait dengan pengusahaan asing, gimana Kemenlu bisa terlibat aktif untuk ini. Kita tidak tahu nanti siapa saja yang menemui," tutur Emilia Yanti, salah satu bekas buruh PT Panarub Dwikarya.
Di sana, kehadiran buruh diterima pihak Kemenlu
Kepada Hadi dari Direktorat Asia Pasifik, Emilia menyampaikan tujuan mereka.
"Kedatangan ke Kemenlu sebenarnya berharap Kemenlu yang punya perwakilan pemerintahan di Jepang berharap Kemenlu bisa membantu. Henry Sasmito, pemiliknya salah satu Ketua Asosiasi Persepatuan Indonesia, salah satu dewan presidium atau penasehat asosiasi pengusaha indonesia. Ini bukan perusahaan kecil. Ini bukan perusahaan kecil, kami harap Kemlu bisa intervensi. Kami patah harapan dengan dinas tenaga kerja, kami patah harapan dengan Komisi 9 berkali-kali rapat pendapat dengan banyak pihak," jelas Emilia.
Meski kerap menemui jalan buntu, para buruh masih menaruh harapan. Koordinator aksi Kokom Komalawati.
"Kalau kami selalu optimis pengaduan yang kami lakukan akan ditangani. Selain itu kami akan awasi sampai sejauh mana kami akan berikan waktu, kami akan follow up kembali. Petisi ditujukan ke Kedubes Jepang dan Adidas. Meminta supaya Kedubes Jepang untuk memanggil Mizuno untuk segera pengelesaian kasus ini sama juga dengan Adidas. Penyelesaian untuk memberikan hak pesangon, dan hak upahnya mereka."
Editor: Quinawaty Pasaribu
Ketika Buruh Adidas Tersandung PHK
"Pengusaha melakukan intimidasi waktu itu lebaran, jadi ketika kita tidak masuk nanti tidak dapat THR dan sebagainya dan itu membuat rontok patah semangat gitu.”

Aksi buruh perempuan yang diPHK PT Panarub Dwikarya. Foto: Luviana.
BERITA LAINNYA - SAGA
Kampung Liu Mulang Teladan Hidup Selaras dengan Alam
Tradisi menjaga lingkungan dilakoni dan diwariskan antargenerasi
Sampah Makanan Penyumbang Emisi
Badan Pangan Dunia FAO bahkan menyebut sistem pangan global sebagai pendorong terbesar kerusakan lingkungan
Menangkal Asap Rokok dan Covid-19 dengan Kampung Bebas Asap Rokok
Momentum pandemi jadi sarana efektif untuk edukasi bahaya asap rokok
Kesehatan Bumi dan Mental
Organisasi psikiater di Amerika Serikat, the American Psychiatric Association, menjelaskan bagaimana krisis iklim ini mengganggu kesehatan mental
Bendrong Menuju Dusun Mandiri Energi dan Pangan
Program rintisan biogas dikembangkan menjadi sistem pertanian terpadu. Ekonomi meningkat dan lingkungan terjaga.
Make Up Baik Untuk Iklim
Tren pemakaian make-up alias dandanan tak pernah mati. Tengok saja YouTube dan media sosial, di sana bertabur aneka konten tutorial berdandan.
Kulon Progo Terus Melawan Asap Rokok
Kebijakan antirokok tetap berlanjut meski ganti pemimpin
Bahaya E-Waste untuk Iklim
Sampah elektronik atau e-waste juga menjadi sumber emisi, sehingga bumi makin panas
Jernang Emas Rimba yang Terancam Punah
Jernang bukan hanya soal ekonomi, tetapi juga bagian dari tradisi Orang Rimba menjaga lingkungan
Berhitung Plastik Pada Kopi Senja
Indonesia adalah salah satu negara dengan konsumsi kopi terbesar di dunia. Secara perekonomian, ini tentu baik. Tapi seperti pedang bermata dua, sisi lain industri kopi kekinian mulai mengintai.
Ketika Burgermu Memanaskan Bumi
Tahukah kamu kalau daging lezat yang kamu makan itu berkontribusi pada perubahan iklim?
Adaptasi Petani Kendal Atasi Kekeringan
Kekeringan menjadi langganan petani selama puluhan tahun. Krisis air makin parah akibat perubahan iklim. Strategi adaptasi mulai dirintis kelompok pemuda.
Membangun Rumah Ramah Lingkungan
Ada banyak jalan menuju Roma. Ada banyak cara pula orang menunjukkan kepeduliannya pada lingkungan. Kali ini, Podcast Climate Tales mengajak kita ‘bedah rumah’ Minisponsible House yuk.
Menjaga Mangrove Pantai Bengkak
Konservasi mangrove untuk cegah abrasi akibat perubahan iklim. Perpaduan dengan wisata edukasi memberi nilai tambah ekonomi bagi warga
Nasib Petani Tembakau di Pulau Lombok
Petani mitra maupun swadaya sulit mendapat penghidupan layak karena ketidakpastian harga tembakau. Pandemi Covid-19 makin membuat nasib mereka terpuruk.
Melambat Bersama Slow Fashion
Industri Fashion adalah polutan terbesar kedua di dunia, setelah minyak dan gas. Tak heran karena dalam prosesnya prosesnya Industri ini banyak mengesampingkan kelestarian lingkungan.
Most Popular / Trending
Recent KBR Prime Podcast
Pandemi dan Dampak Pada Kesehatan Mental Siswa
Kabar Baru Jam 7
Kabar Baru Jam 8
Menanti Perhatian pada Kesehatan Mental Pelajar
Kabar Baru Jam 10