KBR, Jakarta - Di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, seorang gadis belia tampak telaten mengurus ibunya.
Mulai dari menyuapi makan dan minum, menuntun hingga membenarkan posisi tidur sang ibu.
Ia adalah Nur Afiani, anak semata wayang Satinah, TKI asal Semarang yang divonis hukum pancung di Arab Saudi lantaran membunuh majikannya pada 2007 silam.
"Saat ini saya senang sekali soalnya ibu sudah bisa pulang, sudah bisa berkumpul lagi dengan keluarga. Tetapi ya dengan kondisi seperti itu, kurang baik. Februari itu saya juga sudah pernah ke sana untuk jenguk, pertama saya bertemu kondisinya sangat mengkhawatirkan sekali. Kondisinya itu kaya kurang gizi gitu, tulangnya terlihat semua, sekarang kondisinya sudah jauh berbeda," ungkap Nur Afiani pada KBR.
Nur bercerita, ibunya baru tiba di tanah air Agustus lalu, ini lantaran perempuan paruh baya itu terkena stroke enam bulan silam.
Karena alasan kesehatan itulah, ia tak bisa pulang, meski kasus hukumnya sudah tuntas sejak tahun lalu.
Saat KBR menemui Satinah di sana, ia tampak bahagia. Meski trauma akan kasus yang membelitnya tujuh tahun lalu itu terus menghantui.
Itu sebab, ia memilih mengunci rapat-rapat kejadian itu.
“Kalau masalah kasus, semuanya sudah saya ceritakan sama Kedubes jadi saya enggak bisa cerita. Karena semua saya sudah cerita. Saya trauma,” kata Satinah pada KBR.
Satinah sudah tiga kali bekerja sebagai TKI di Arab Saudi. Tapi di perjalanannya yang terakhir, ia tersangkut kasus; membunuh majikannya demi membela diri.
Peristiwa itu terjadi pada September 2007. Sial, selama empat tahun, ia tak didampingi pengacara atau pihak Dubes Indonesia.
Barulah pada 2011, pemerintah serius menangani kasusnya. Tapi, Satinah keburu divonis hukuman pancung. Pemerintah pun bernegosiasi dengan keluarga majikan Satinah dengan harapan diberi pengampunan.
Peluang Satinah untuk bebas muncul, namun syaratnya pemerintah harus menyediakan diyat Rp21 miliar.
Hingga akhirnya ia bebas pada Februari 2014.
"Perasaan saya senang, saya bersyukur ternyata saya masih diberi kesempatan hidup oleh Allah, masih diberi kesempatan untuk bertaubat. Rencana saya ingin di rumah saja, tidak mau pergi keluar negeri lagi. Makan atau tidak makan pokoknya saya di rumah saja, kerja seadanya."
Kini, ia tengah memulai lembaran baru di Semarang, Jawa Tengah.
"Dulu saya sebelum sakit saya itu ingin membuka kursus. Kursus jahit, kursus nyulam karena saya punya bakat. Selama di tahanan saya kerjanya menjahit bikin baju, sajadah, mukena. Lalu bikin topi, tas, baju anak-anak, selendang, macam-macamlah."
Satinah berharap dengan membuka kursus jahit, perempuan-perempuan di kampungnya punya keahlian lain. Dengan begitu, mereka tak perlu menjadi TKI.
Meski sempat lama di bui, tapi itu tak membuatnya patah. Di sana, ia banyak membuat kerajinan tangan.
Ia pun rajin mengaji.
"Sekarang karena sudah terbiasa menghafal bisa satu bulan satu juz saya menghafal. Saya banyak menghafal kalau malam kadang dua jam dari jam 12 sampai jam 2. Lalu saya sholat kemudian tidur. Nanti setelah sholat subuh saya mulai lagi menghafal sampai matahari terbit."
Satinah bersyukur masih diberi kesempatan kedua. Ia bakal menghabiskan sisa hidupnya di tanah lahirnya.
Editor: Quinawaty Pasaribu
Satinah, 7 Tahun Menunggu Kebebasan
"Perasaan saya senang, saya bersyukur ternyata saya masih diberi kesempatan hidup oleh Allah, masih diberi kesempatan untuk bertaubat. Rencana saya ingin di rumah saja, tidak mau pergi keluar negeri."

Satinah, TKI asal Semarang. Foto: Ade Irmansyah/KBR
BERITA LAINNYA - SAGA
Kampung Liu Mulang Teladan Hidup Selaras dengan Alam
Tradisi menjaga lingkungan dilakoni dan diwariskan antargenerasi
Sampah Makanan Penyumbang Emisi
Badan Pangan Dunia FAO bahkan menyebut sistem pangan global sebagai pendorong terbesar kerusakan lingkungan
Menangkal Asap Rokok dan Covid-19 dengan Kampung Bebas Asap Rokok
Momentum pandemi jadi sarana efektif untuk edukasi bahaya asap rokok
Kesehatan Bumi dan Mental
Organisasi psikiater di Amerika Serikat, the American Psychiatric Association, menjelaskan bagaimana krisis iklim ini mengganggu kesehatan mental
Bendrong Menuju Dusun Mandiri Energi dan Pangan
Program rintisan biogas dikembangkan menjadi sistem pertanian terpadu. Ekonomi meningkat dan lingkungan terjaga.
Make Up Baik Untuk Iklim
Tren pemakaian make-up alias dandanan tak pernah mati. Tengok saja YouTube dan media sosial, di sana bertabur aneka konten tutorial berdandan.
Kulon Progo Terus Melawan Asap Rokok
Kebijakan antirokok tetap berlanjut meski ganti pemimpin
Bahaya E-Waste untuk Iklim
Sampah elektronik atau e-waste juga menjadi sumber emisi, sehingga bumi makin panas
Jernang Emas Rimba yang Terancam Punah
Jernang bukan hanya soal ekonomi, tetapi juga bagian dari tradisi Orang Rimba menjaga lingkungan
Berhitung Plastik Pada Kopi Senja
Indonesia adalah salah satu negara dengan konsumsi kopi terbesar di dunia. Secara perekonomian, ini tentu baik. Tapi seperti pedang bermata dua, sisi lain industri kopi kekinian mulai mengintai.
Ketika Burgermu Memanaskan Bumi
Tahukah kamu kalau daging lezat yang kamu makan itu berkontribusi pada perubahan iklim?
Adaptasi Petani Kendal Atasi Kekeringan
Kekeringan menjadi langganan petani selama puluhan tahun. Krisis air makin parah akibat perubahan iklim. Strategi adaptasi mulai dirintis kelompok pemuda.
Membangun Rumah Ramah Lingkungan
Ada banyak jalan menuju Roma. Ada banyak cara pula orang menunjukkan kepeduliannya pada lingkungan. Kali ini, Podcast Climate Tales mengajak kita ‘bedah rumah’ Minisponsible House yuk.
Menjaga Mangrove Pantai Bengkak
Konservasi mangrove untuk cegah abrasi akibat perubahan iklim. Perpaduan dengan wisata edukasi memberi nilai tambah ekonomi bagi warga
Nasib Petani Tembakau di Pulau Lombok
Petani mitra maupun swadaya sulit mendapat penghidupan layak karena ketidakpastian harga tembakau. Pandemi Covid-19 makin membuat nasib mereka terpuruk.
Melambat Bersama Slow Fashion
Industri Fashion adalah polutan terbesar kedua di dunia, setelah minyak dan gas. Tak heran karena dalam prosesnya prosesnya Industri ini banyak mengesampingkan kelestarian lingkungan.
Most Popular / Trending
Recent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Kabar Baru Jam 8
Bangun dari Demotivasi Skripsi
Catatan dan PR bagi Kapolri Baru
Kabar Baru Jam 10