HEADLINE

Riau Kehabisan Obat Iritasi Mata

" Obat iritasi mata digunakan untuk mengatasi mata perih, merah dan berair yang banyak dialami warga karena terkena asap. "

Eli Kamilah

Riau Kehabisan Obat Iritasi Mata
Anak sekolah di Riau, dikepung kabut asap, sebelum kegiatan sekolah diliburkan. (Foto: diskominfo.riau.go.id)

KBR, Jakarta - Dinas Kesehatan Provinsi Riau mengeluhkan kurangnya pasokan obat-obatan bagi korban kabut asap.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau Andra Syafril mengatakan salah satu obat-obatan yaitu obat iritasi mata saat ini sudah habis di Riau.


Obat iritasi mata digunakan untuk mengatasi mata perih, merah dan berair yang banyak dialami warga karena terkena asap.


Andra meminta tambahan obat kepada Kementerian Kesehatan. Permintaan itu disampaikan saat pertemuan dengan Gubernur Riau dan pejabat Kementerian Kesehatan.


Obat-obatan tersebut digunakan di berbagai pos kesehatan yang tersebar di puskesmas di Riau.


Selain kehabisan obat, Dinas Kesehatan Riau juga minim tenaga medis.


"Yang jadi masalah saat ini adalah tenaga, dan obat-obatan, terutama untuk iritasi mata. Tapi kita sudah koordinasikan dengan pemerintah daerah, dan Kementerian Kesehatan. Kita juga sudah meminta itu saat pertemuan dengan kementerian kesehatan,"


Banyaknya warga yang menjadi korban terdampak kabut asap membuat pusat-pusat layanan kesehatan kebanjiran pasien. Andra Syafrial mengatakan saat ini sudah ada sejumlah pos kesehatan yang buka 24 jam untuk menangani pasien terdampak kabut asap.


Dinas Kesehatan juga menyiapkan masker untuk warga yang nanti mengungsi atau diungsikan. Masker terpaksa disiapkan karena Gedung Olahraga (GOR) yang akan menjadi tempat pengungsian warga belum memiliki alat filter atau penyaring asap.


Editor: Agus Luqman 

  • kabut asap
  • iritasi mata
  • korban kabut asap
  • polusi asap
  • Pekanbaru
  • Riau
  • kebakaran hutan dan lahan
  • Karhutla
  • Obat-obatan

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!