KBR, Jakarta - Duka masih menggelayuti keluarga Musriati. Warga Kelurahan Kulim, Pekanbaru, Riau, ini masih tak percaya putri sulungnya, Muhanum Anggriawati, meninggal.
“Walaupun dibilang sabar, ikhlas, ya pasti dicoba. Tapi ini enggak mudah untuk kami dan mudah-mudahan ini cuma sampai di kami aja. Jangan sampai ada lagi yang merasakan. Sebab ini kehilangan diri kami sendiri juga. Entahlah, enggak tahu harus ngomong apa lagi,” ungkap Musriati pada Green Radio Pekanbaru.
Ia pun bercerita tentang kondisi anaknya sebelum tiada.
“Dia batuk parah seminggu itu dan sesak. Jangankan dia, aku sendiri saja kalau batuk parah sesak. Tahun lalu pun waktu asap parah-parahnya itu, anakku sudah kena. Tapi waktu tahun lalu, dua kali asap di dekat rumah, alhamdulillah membaik. Ini sudah mau keempat kalinya enggak membaik juga.”
Kondisi Hanum itu sudah terjadi sejak Riau dikepung asap dua bulan terakhir.
Bencana tahunan ini adalah yang terburuk. Sejak 4 September lalu, Indeks Standar Pencemar Udara di Riau masuk level BERBAHAYA.
Dan Hanum, menjadi korban pertama. Di RSUD Arifin Achmad, bocah itu menghembuskan nafas terakhir.
“Aku bawa ke rumah sakit, malah di luar dugaanku pula. Seharusnya anak kubawa pulang dengan gembira malah kami ada di ICU. Tiba-tiba kehilangan napas, itu dengan tiba-tiba anak kami kehilangan kemampuan untuk bernapas.”
Tapi kematian putrinya, menyisakan tanda tanya.
Pemerintah setempat justru mengklaim Hanum meninggal karena meningitis, bukan karena ISPA.
Sementara catatan Dinas Kesehatan Riau, 20 ribu warga terkena ISPA.
“Sebenarnya penyakit anak kami belum bisa dipastikan, tapi sama semua media sudah dipastikan oleh pihak rumah sakit. Bayangkanlah perasaan kami. Kata dokternya belum bisa dipastikan, masih diduga sakitnya. Tapi oleh media sudah dipastikan.”
Mukhlis, suami Musriati, tak terima dengan klaim itu.
"Sebenarnya kami tidak menerima dengan ungkapan beliau, memvonis anak saya terserang penyakit TBC/Meningitis, yang konon kabarnya penyakit yang sangat parah," ucap Mukhlis.
Musriati bahkan menyebut pemerintah setempat berdusta dan berusaha menutup-nutupi penyebab kematian anaknya.
“Tapi yang paling menyakitkan, yang diungkap itu penyakit anak kami, bukannya kenapanya atau pencetusnya. Kami merasa dihakimi.”
Namun Kepala Dinas Kesehatan Riau, Andra Syafril tetep berkeras, Hanum meninggal karena meningitis dan gizi buruk.
“Sebenarnya keluarga sudah menyadari bahwa Hanum usia 12 tahun itu sakit bukan karena asap. Jadi dia mengidap Meningitis tinggi, gizi buruk, usia 12 tahun, berat badan 17 kilo. Itu sama dengan anak usia kurang lebih 6-7 tahun. Belum ada ceritanya pasien meninggal karena asap, berarti sudah ada penyertanya, ini terjadi karena penyertanya. Jadi asap ini adalah penguatnya,” kata Andra Syafril pada KBR lewat sambungan telepon.
Penyangkalan itu kian menambah kesedihan orangtua Hanum. Padahal mereka hanya mau penyebab kematian anaknya dibuka secara terang benderang.
"Mohon dicabut lah kata-kata itu dan dibenarkah kalau memang terkena ISPA ya ISPA. Kalau terkena dampak asap ya asap. Mari sama-sama kita tanggulangi, cukup korbannya anak saya kalau ISPA, jangan ada yang lain. Mohon kepada orang-orang yang pintar, yang intelektual, dalam hal ini pemerintah jangan menutupi kesalahannya dengan mencari sela-sela lain," tutup Mukhlis.
Editor: Quinawaty Pasaribu
Ketika Kepungan Asap Riau Renggut Nyawa Muhanum Anggriawati
“Tapi yang paling menyakitkan, yang diungkap itu penyakit anak kami, bukannya kenapanya atau pencetusnya. Kami merasa dihakimi.”

Kabut asap menyelimuti Pekanbaru, Riau selama hampir dua bulan. Foto: Amel Marzain/Green Radio Pekanbaru.
BERITA LAINNYA - SAGA
Kampung Liu Mulang Teladan Hidup Selaras dengan Alam
Tradisi menjaga lingkungan dilakoni dan diwariskan antargenerasi
Sampah Makanan Penyumbang Emisi
Badan Pangan Dunia FAO bahkan menyebut sistem pangan global sebagai pendorong terbesar kerusakan lingkungan
Menangkal Asap Rokok dan Covid-19 dengan Kampung Bebas Asap Rokok
Momentum pandemi jadi sarana efektif untuk edukasi bahaya asap rokok
Kesehatan Bumi dan Mental
Organisasi psikiater di Amerika Serikat, the American Psychiatric Association, menjelaskan bagaimana krisis iklim ini mengganggu kesehatan mental
Bendrong Menuju Dusun Mandiri Energi dan Pangan
Program rintisan biogas dikembangkan menjadi sistem pertanian terpadu. Ekonomi meningkat dan lingkungan terjaga.
Make Up Baik Untuk Iklim
Tren pemakaian make-up alias dandanan tak pernah mati. Tengok saja YouTube dan media sosial, di sana bertabur aneka konten tutorial berdandan.
Kulon Progo Terus Melawan Asap Rokok
Kebijakan antirokok tetap berlanjut meski ganti pemimpin
Bahaya E-Waste untuk Iklim
Sampah elektronik atau e-waste juga menjadi sumber emisi, sehingga bumi makin panas
Jernang Emas Rimba yang Terancam Punah
Jernang bukan hanya soal ekonomi, tetapi juga bagian dari tradisi Orang Rimba menjaga lingkungan
Berhitung Plastik Pada Kopi Senja
Indonesia adalah salah satu negara dengan konsumsi kopi terbesar di dunia. Secara perekonomian, ini tentu baik. Tapi seperti pedang bermata dua, sisi lain industri kopi kekinian mulai mengintai.
Ketika Burgermu Memanaskan Bumi
Tahukah kamu kalau daging lezat yang kamu makan itu berkontribusi pada perubahan iklim?
Adaptasi Petani Kendal Atasi Kekeringan
Kekeringan menjadi langganan petani selama puluhan tahun. Krisis air makin parah akibat perubahan iklim. Strategi adaptasi mulai dirintis kelompok pemuda.
Membangun Rumah Ramah Lingkungan
Ada banyak jalan menuju Roma. Ada banyak cara pula orang menunjukkan kepeduliannya pada lingkungan. Kali ini, Podcast Climate Tales mengajak kita ‘bedah rumah’ Minisponsible House yuk.
Menjaga Mangrove Pantai Bengkak
Konservasi mangrove untuk cegah abrasi akibat perubahan iklim. Perpaduan dengan wisata edukasi memberi nilai tambah ekonomi bagi warga
Nasib Petani Tembakau di Pulau Lombok
Petani mitra maupun swadaya sulit mendapat penghidupan layak karena ketidakpastian harga tembakau. Pandemi Covid-19 makin membuat nasib mereka terpuruk.
Melambat Bersama Slow Fashion
Industri Fashion adalah polutan terbesar kedua di dunia, setelah minyak dan gas. Tak heran karena dalam prosesnya prosesnya Industri ini banyak mengesampingkan kelestarian lingkungan.
Most Popular / Trending
Recent KBR Prime Podcast
Pandemi dan Dampak Pada Kesehatan Mental Siswa
Kabar Baru Jam 7
Kabar Baru Jam 8
Menanti Perhatian pada Kesehatan Mental Pelajar
Kabar Baru Jam 10