KBR, Labuan Bajo – Indonesia patut bangga memiliki hewan reptil purba, Komodo. Sebab hewan berdarah dingin ini hanya bisa ditemukan di Tanah Air. Naga purba ini hidup di kawasan Taman Nasional Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Tepatnya di lima pulau di kawasan itu; Pulau Komodo, Pulau Rinca, Pulau Padar, Gili Montang dan Nusa Kode.
Meski demikian, beberapa kebun binatang di Indonesia sudah menempatkan Komodo untuk dipertontonkan di kandang. Seperti Kebun Binatang Ragunan di Jakarta.
Komodo semakin populer dan patut dibanggakan karena terpilih menjadi New 7 Wonders of Nature (Tujuh Keajaiban Alam Dunia) pada 2012. Ini yang menjadikan Taman Nasional Komodo menjadi wisata dunia yang membuat turis dari berbagai penjuru berdatangan.
Tapi tahukah Anda ada beberapa fakta unik dari Komodo? Berikut informasi yang dihimpun KBR saat melancong ke Kawasan Taman Nasional Komodo:
1. Komodo Punya 3 “Mata”
Kepala Taman Nasional Komodo Helmi mengatakan, banyak turis yang mengira bahwa Komodo memiliki tiga mata. Dua mata berada di bagian kiri dan kanan. Sementara satu “mata” yang tidak terlalu tampak ada di dahinya.
Mata ketiga ini tidak memiliki fungsi melihat. Namun mempunyai sensor cahaya untuk mengetahui malam dan siang tanpa Komodo harus membuka mata.
2. Komodo Jantan Lebih Banyak Dibanding Betina
Seorang naturalist guide Pulau Rinca, Ramli, menceritakan Komodo betina jumlahnya lebih sedikit. Karena selepas masa kawin di bulan Juli – Agustus, si betina harus mengeluarkan energi lebih besar. Ia akan mengeruk tanah sedalam kurang lebih 2,5 meter vertikal dan dilanjutkan 1 meter horizontal.
“Lubang itu untuk bertelur,” kata Ramli di depan sarang komodo di Pulau Rinca, Senin (1/9/2015).
3. Komodo Betina Bangun Sarang Palsu
Setelah bertelur, Komodo betina akan menggali beberapa lubang lainnya sebagai sarang palsu.
“Untuk mengecoh predator yang ingin memangsa telur-telurnya,” kata Ramli di depan sarang Komodo di Pulau Rinca, Senin (1/9/2015).
4. Karena Kanibal, Populasi Komodo Hampir Selalu Stabil
Komodo memiliki caranya sendiri untuk menjaga populasinya tetap stabil, yaitu menjadi kanibal dengan memakan Komodo lain yang lebih kecil, atau Komodo yang mati. Dengan cara ini menurut Helmi angka populasi komodo di taman nasional tetap stabil, yaitu di kisaran 5.900 ekor.
Dari 35 telur yang keluar dari satu betina setelah kawin, kemungkinan hanya tiga (10%) yang hidup. Menurut Ramli, ini lantaran ibu Komodo sering memakan telur dan anaknya.
“Maka dari itu Komodo ketika keluar sarang, langsung insting naik ke pohon. Sampai tiga tahun dia akan hidup di pohon. Karena takut dengan komodo yang lebih besar,” kata Ramli.
5. Rusa, Makanan Favorit Komodo
Menurut data yang dimiliki Taman Nasional Komodo, dalam sebuah penelitian ditemukan bahwa 80% kandungan dalam kotoran Komodo adalah rusa. Itu artinya rusa adalah makanan favorit Komodo.
Kotorannya pun sebagian besar berwarna putih. Karena saat makan, Komodo tak pernah mengunyah makanannya. Sehingga tulang-belulang pun ikut ia telan. Itulah yang menjadikan kotoran komodo mayoritas berwarna putih.
6. Air Liur yang Mematikan
Selain gigitan dari gigi Komodo yang bisa menyobek daging dan membuat mangsanya kehabisan darah, liur Komodo menjadi unsur yang sangat mematikan.
“Karena dalam liur itu ada bakteri-bakteri yang mematikan. Kalau rusa digigit Komodo hari ini, habis itu pasti ditinggal. Sekitar sebulan kemudian, setelah bakteri mematikan syaraf-syaratnya, rusa itu akan mati. Baru Komodonya kembali lagi untuk menyantap mangsa,” kata Helmi.
7. Komodo Jantan Punya Dua Alat Kelamin
Fakta mengejutkan ini diketahui Helmi saat menggelar pelatihan dengan para guide. Salah satu guide menanyakan pertanyaan dari turis yang belum bisa ia jawab. Salah satu turis, kata guide itu, menanyakan apakah benar Komodo jantan punya dua alat kelamin? Kata Helmi, salah satu penisnya yang berukuran lebih panjang, berfungsi untuk bereproduksi dan mengeluarkan sperma.
"Sementara yang lebih kecil, itu untuk kamuflase saja. Sampai sekarang belum diketahui untuk apa,” ujar Helmi di Kantor Taman Nasional Komodo di Labuan Bajo.
8. Komodo Bisa Lari Hingga 18 Km/jam
Meski sering terlihat bermalas-malasan karena sebagian besar Komodo yang KBR temukan hanya diam tengkurap, ternyata ketika lari Komodo bisa menempuh kecepatan hingga 18 kilometer per jam. Ini KBR saksikan saat Komodo betina yang tengah menjaga sarangnya, mengejar Komodo kecil yang mendekat.
9. Komodo Hanya Bisa Lari Lurus
“Jadi kalau Anda dikejar Komodo yang larinya cepat, Anda lari zig-zag. Karena komodo hanya bisa lari lurus,” kata Ramli.
Editor: Quinawaty Pasaribu
Ini 9 Fakta Unik tentang Komodo
Kepala Taman Nasional Komodo Helmi mengatakan, banyak turis mengira Komodo memiliki tiga mata. Dua mata berada di bagian kiri dan kanan. Sementara satu “mata” yang tidak terlalu tampak ada di dahinya.

Komodo di Taman Nasional Komodo, NTT. Foto: KBR
BERITA LAINNYA - SAGA
Kampung Liu Mulang Teladan Hidup Selaras dengan Alam
Tradisi menjaga lingkungan dilakoni dan diwariskan antargenerasi
Sampah Makanan Penyumbang Emisi
Badan Pangan Dunia FAO bahkan menyebut sistem pangan global sebagai pendorong terbesar kerusakan lingkungan
Menangkal Asap Rokok dan Covid-19 dengan Kampung Bebas Asap Rokok
Momentum pandemi jadi sarana efektif untuk edukasi bahaya asap rokok
Kesehatan Bumi dan Mental
Organisasi psikiater di Amerika Serikat, the American Psychiatric Association, menjelaskan bagaimana krisis iklim ini mengganggu kesehatan mental
Bendrong Menuju Dusun Mandiri Energi dan Pangan
Program rintisan biogas dikembangkan menjadi sistem pertanian terpadu. Ekonomi meningkat dan lingkungan terjaga.
Make Up Baik Untuk Iklim
Tren pemakaian make-up alias dandanan tak pernah mati. Tengok saja YouTube dan media sosial, di sana bertabur aneka konten tutorial berdandan.
Kulon Progo Terus Melawan Asap Rokok
Kebijakan antirokok tetap berlanjut meski ganti pemimpin
Bahaya E-Waste untuk Iklim
Sampah elektronik atau e-waste juga menjadi sumber emisi, sehingga bumi makin panas
Jernang Emas Rimba yang Terancam Punah
Jernang bukan hanya soal ekonomi, tetapi juga bagian dari tradisi Orang Rimba menjaga lingkungan
Berhitung Plastik Pada Kopi Senja
Indonesia adalah salah satu negara dengan konsumsi kopi terbesar di dunia. Secara perekonomian, ini tentu baik. Tapi seperti pedang bermata dua, sisi lain industri kopi kekinian mulai mengintai.
Ketika Burgermu Memanaskan Bumi
Tahukah kamu kalau daging lezat yang kamu makan itu berkontribusi pada perubahan iklim?
Adaptasi Petani Kendal Atasi Kekeringan
Kekeringan menjadi langganan petani selama puluhan tahun. Krisis air makin parah akibat perubahan iklim. Strategi adaptasi mulai dirintis kelompok pemuda.
Membangun Rumah Ramah Lingkungan
Ada banyak jalan menuju Roma. Ada banyak cara pula orang menunjukkan kepeduliannya pada lingkungan. Kali ini, Podcast Climate Tales mengajak kita ‘bedah rumah’ Minisponsible House yuk.
Menjaga Mangrove Pantai Bengkak
Konservasi mangrove untuk cegah abrasi akibat perubahan iklim. Perpaduan dengan wisata edukasi memberi nilai tambah ekonomi bagi warga
Nasib Petani Tembakau di Pulau Lombok
Petani mitra maupun swadaya sulit mendapat penghidupan layak karena ketidakpastian harga tembakau. Pandemi Covid-19 makin membuat nasib mereka terpuruk.
Melambat Bersama Slow Fashion
Industri Fashion adalah polutan terbesar kedua di dunia, setelah minyak dan gas. Tak heran karena dalam prosesnya prosesnya Industri ini banyak mengesampingkan kelestarian lingkungan.
Most Popular / Trending
Recent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Pesan untuk Kapolri Baru terkait Catatan Pelanggaran HAM
Sudah Negatif Covid, Perlu Swab Ulang?
Kabar Baru Jam 8
Strategi Pengusaha Hotel dan Resto Merespons PPKM