SAGA

Mal Praktek di Rumah Sakit (2)

"Imaniar diduga korban salah diagnosa dokter. Sang suami, Firmanto Hanggoro bercerita sebelum wafat istrinya mengeluh adanya cairan yang keluar dari vagina saat hamil 9 bulan"

Pebriansyah Ariefana

Mal Praktek di Rumah Sakit (2)
mal praktek, dokter, rumah sakit, firmanto hanggoro, penyakit

Ibu dan Anak Meninggal

Pasien Imaniar Melisa, meninggal setelah ginjalnya tidak berfungsi pasca-proses melahirkan melalui operasi cesar. Sedangkan anaknya, Janeeta Kirana menghembuskan nafas terakhir karena organnya tidak berfungsi akibat menelan air ketuban.

Imaniar  diduga korban salah diagnosa dokter. Sang suami, Firmanto Hanggoro bercerita sebelum wafat istrinya mengeluh adanya cairan yang keluar dari vagina saat hamil 9 bulan. Ia kemudian diperiksa dokter pada 27 Juli lalu. 

“Tapi setelah di USG ini hanya keputihan, Air ketuban masih bagus dari hasil USG itu. Dan dia disarankan untuk pulang. Dua minggu kemudian, tanggal 27 itu istri aku ke sana lagi melakukan pemeriksaan karena rutin kan dua minggu itu. Di situ istri aku itu mengeluhkan, kok gitu yah istri aku, masih keluar aja. Ya udah di USG lagi. Hasil USG itu katanya air ketubannya masih bagus-bagus aja,” paparnya.

Empat hari setelah kontrol di RSUD Cibinong, Imaniar merasa sakit luar biasa di bagian perut. Firmanto lantas meminta bantuan bidan. “Bidan itu mengatakan, pak ketuban ini sudah hampir habis. Ini harus dikeluarkan karena sudah berbahaya di dalam. Mendengar bidan itu kan kami seperti nggak siap kan. Karena Dokter Basrul itu bilang masih 3 minggu lagi, air ketuban itu masih banyak, masih aman,”katanya. 

Imaniar kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Assalam di Bogor. Di sana ia melahirkan anak yang diberi nama Janeeta Kirana lewat operasi caesar. Pasca-melahirkan kondisi sang istri memburuk dan harus menjalani cuci darah karena fungsi ginjalnya terganggu akibat masuknya air ketuban ke paru-paru.

Imaniar akhirnya meninggal saat dirawat di RS Saint Carolus Jakarta Pusat. “Empat hari pasca melahirkan, bengkak di kaki dan berut yang dialami istri ku itu nggak kempes karena ginjalnya nggak berfungsi. Karena nggak berfungsi cairan itu nggak keluar. Sampai dia mengeluarkan darah dari air pipisnya itu. Kemudian ada infeksi di sekitar kandung kemih, 4 jam atau 5 jam sebelum meninggal itu baru diketahui. Kumannya itu membunuh semua organ,” jelas Firmanto.

Empat hari kemudian anak Firmanto, Janeeta meninggal setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit Harapan Kita Jakarta Barat. “Bayi ini stress selama 4 hari seharusnya keluar, ini nggak keluar. Karena dia stress, di dalam pelut nggak dapat makan, akhirnya buang air besar lah di dalam itu. Kotoran itu termakan lagi sama dia gitu. Dan itu yang menyebab kan bayi aku paru-parunya infeksi gitu,” imbuhnya.

Pihak  RSUD  Cibinong  membantah dokter yang merawat Imaniar lakukan mal praktek. Wakil Direktur Pelayanan RSUD Cibinong Neni Murniati mengklaim dokter tidak salah diagnosa. “Ini perlu cek dan ricek dulu nih. Yang jelas memang berobat rawat jalan ke RSUD Cibinong. Dan tidak ada yang aneh-aneh saat itu,” katanya. 

Rumah sakit selalu berkilah dituding lakukan mal praktek. Adakah upaya Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengatasi masalah ini?


  • mal praktek
  • dokter
  • rumah sakit
  • firmanto hanggoro
  • penyakit

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!