Bagikan:

Dicari Mobil Hemat Energi Bebas Macet

Pemerintah menetapkan harga mobil ini tidak boleh lebih dari Rp 95 juta.

SAGA

Selasa, 20 Agus 2013 09:35 WIB

Author

Novri Lifinus

Dicari Mobil Hemat Energi Bebas Macet

Mobil Murah, Ramah Lingkungan, LCGC, Otomotif, Gaikindo

KBR68H - Aturan soal  low cost green car (LCGC)  atau mobil murah ramah lingkungan akhirnya diterbitkan pemerintah. Produsen mobil lantas berlomba-lomba mengenalkan produk anyar mereka. Satu syarat penting, mobil ini harus irit bahan bakar. Namun sebagian kalangan khawatir kehadiran mobil tersebut membuat jalanan di kota besar  makin macet. Pasalnya mobil yang dibanderol di bawah Rp 100 juta ini diperkirakan bakal menyedot minat  konsumen.

Hari itu, di sudut ruangan sebuah kantor di Jakarta, sejumlah karyawan tampak antusias saat KBR68H membuka pembicaraan soal akan  lalu lalangnya mobil murah ramah lingkungan.

Daus, seorang karyawan swasta, sudah beberapa bulan terakhir ini mendengar kabar akan munculnya mobil murah. Meski belum berseliweran di jalanan, namun ia mengaku sudah sempat melihat contoh mobil tersebut di salah satu pameran otomotif.

Pemerintah menetapkan harga mobil ini tidak boleh lebih dari Rp 95 juta. Ini sesuai aturan Menteri Perindustrian tentang Pengembangan Produksi Kendaraan Bermotor Roda Empat yang Hemat Energi dan Harga Terjangkau yang terbit awal bulan ini.  Konsumsi bahan bakarnya mesti hemat,  minimal 20 km per liter dengan menggunakan BBM bernilai oktan (RON) 92.

Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian, Budi Darmadi menjelaskan sebagian besar komponen mobil juga harus dibuat di dalam negeri. “Setelah substansi sudah jadi, sekarang sedang diharmonisasi dan dicek ulang mengenai update teknologinya. Karena mereka (produsen) kan harus membuat semuanya itu di Indonesia. 80 persen dari 10 ribu komponen mobil itu harus dibuat di Indonesia. Jadi nanti ada sekitar 8 ribu komponen yang dibuat di Indonesia,” terangnya.

Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga sudah meneken Peraturan Pemerintah soal ini. Namanya PP tentang Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah Berupa Kendaraan Bermotor yang Dikenai Pajak Penjualan atas Barang Mewah.

Harga mobil jadi murah karena tidak dikenakan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPn BM)  dengan syarat irit tadi dan kapasitas isi silinder tak lebih dari 1.200 cc untuk mobil bensin. Sementara untuk mobil diesel, tak boleh lebih dari 1.500 cc.

Seorang karyawan, Sefy mengaku tertarik  membeli mobil murah ramah lingkungan, meski di rumahnya sudah terparkir satu mobil dan dua sepeda motor. “Saya juga mau dengan harga segitu. Alasannya, kapan lagi bisa beli mobil murah, baru pula. Sudah gitu cocok digunakan di Jakarta untuk operasional kerja, terutama buat cewek ya,”akunya.

Setali tiga uang dengan Daus. Meski dia mengaku telah memiliki satu  mobil yang biasa dipakai untuk bekerja.  “Saya rencana mau beli lagi karena murah. Mungkin buat istri, anak-anak, saudara. Kondisi sekarang itu, mobil saya itu kan agak sedikit boros. Kalau ada yang lebih murah, kenapa engga, dan lebih irit,” katanya.

Apa yang diinginkan Sevy dan Daus sesuai perkiraan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo). Menurut anggota Gaikindo, Eko Rudianto, berdasarkan hasil survey lembaganya masyarakat sangat antusias menanti mobil murah ramah lingkungan.  “Itu memang, dari survei itu menunjukan, (pada akhirnya) kita usul ke pemerintah, ada satu segmen mobil murah yang harus kita amankan sebagai aset kita. Jadi artinya produk baru, segmen pasar baru. Itu besar sekali, itu yang (harganya) di bawah Rp 100 juta,” paparnya.

Gaikindo mengaku sudah menunggu aturan mobil murah sejak awal tahun. Apalagi kata Eko, mobil ini sudah kadung diproduksi. “Banyak, tapi peraturannya belum keluar, dia belum dijual karena harga belum jelas. Produksi jalan terus dan sudah berapa lapangan bola stoknya. Produksi ini kan tidak bisa berhenti, investasinya sudah jalan,” jelasnya.

Mobil  murah dan ramah lingkungan sebentar lagi siap berseliweran dan memadati jalanan ibukota. Jika tak diantisipasi, kehadirannya jadi sumber kemacetan.

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 20

Kabar Baru Jam 7

Kabar Baru Jam 8

Kabar Baru Jam 7

Kabar Baru Jam 8

Most Popular / Trending