SAGA
Amir Sjarifuddin Pahlawan yang Terlupakan
"Pria asal Sumatera Utara tersebut dipercaya dapat diterima semua golongan. Terlebih, ia konsisten melawan penjajahan Belanda dan Jepang."
Guruh Riyanto
KBR68H - Ia nyaris memproklamasikan Republik Indonesia jika tidak ditawan Jepang. Ketika Belanda menggempur republik yang baru lahir, ia dipercaya memegang jabatan penting. Mulai dari menteri pertahanan, menteri penerangan sampai perdana menteri. Kemampuan politik dan kontribusinya bagi negara tak kalah dibandingkan Soekarno, Muhammad Hatta dan Sutan Sjahrir. Dia adalah Amir Sjarifuddin Harahap. Mengapa negara seperti melupakan jasanya?
Tujuh belas Agustus sembilan belas empat puluh lima, Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Namun, sedikit yang mengetahui,jika Amir Sjarifuddin dipercaya tokoh pemuda saat itu untuk membacakan naskah proklamasi.
Pria asal Sumatera Utara tersebut dipercaya dapat diterima semua golongan. Terlebih, ia konsisten melawan penjajahan Belanda dan Jepang. Sejarawan Bonnie Triyana menceritakan, Amir gagal menjadi proklamator karena masih meringkuk dalam penjara Jepang
“Bahwa kemudian Amir sanggup menyatukan berbagai tokoh politik dalam GAPI (Gabungan Politik Indonesia) itu memang salah satu kemahiran dia dalam menyatukan berbagai kelompok. Ia tokoh penting pada 1930an. Ketika ia sedang aktif-aktifnya dalam gerakan, Soekarno sedang ditahan dan baru dibebaskan pada 1942. Setelah Soekarno keluar, giliran Amir masuk (penjara Jepang.red). Amir itu kader yang masih muda dan masuk penjara gara-gara Gerakan Anti-Fasis, Bung Karno kemudian menyelamatkan dia, seharusnya dia dihukum mati,” jelas Bonnie.
Di penjara, penjajah Jepang menyiksa Amir. Anak bungsu Amir Syarifuddin Helena Luisa mengingat cerita ibunya tentang kondisi sang suami setelah menghirup udara bebas. “Jadi kepalanya direndam di air, karena dia memang suka berenang dan olahraga dia tahan, kemudian kukunya dicabut, pulang dari penjara balik ke rumah tinggal kulit dan tulang. Kemudian pernah dipenjara di Cipinang, kamar cuma 1 x 1, semua WC juga di situ. Dia dipenjara di situ selama 1 tahun,” cerita Helena.
Amir Sjarifuddin Harahap nama lengkapnya, lahir 27 April 1907 di Medan, Sumatera Utara. Karena berasal dari keluarga berada, ia bisa melanjutkan pendidikan ke Leiden, Belanda. Sekembalinya ke Indonesia, ia mengambil sekolah Hukum di Batavia. Ia kemudian aktif dalam perjuangan di tanah air. Dalam kepanitiaan Sumpah Pemuda 1928, ia didapuk menjadi bendahara.
Keterlibatan Amir dalam panggung politik bisa dirunut pasca-pemberontakan Partai komunis Indonesia 1926-27. Saat itu, penjajah Belanda menangkapi tokoh-tokoh perjuangan dan partai yang menolak bekerjasama.
Belanda memenjarakan Soekarno dan melarang Partai Nasional Indonesia.
- Amir Sjarifuddin
- Pahlawan
- PKI
- Kemerdekaan
- Soekarno
Komentar (0)
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!