KBR, Semarang - Alunan ayat al-Quran menggema di Lapas Beteng Ambarawa.
Sabar adalah pelantunnya. Narapidana kasus pencurian yang dihukum satu tahun penjara ini sudah fasih membaca al-Quran sejak masuk bui April lalu. Selama bulan Ramadhan ini, ia rajin bertadarus.
"Di sini mau mengaji karena disuruh mengaji, tobat. Merasa ada pesan Tuhan," ungkap Sabar.
Selama berada di Lapas Beteng, Sabar mulai belajar wudhu, sholat, dan terakhir membaca al-Quran. Hanya butuh waktu sebulan, ia pun lancar membaca ayat-ayat al-Quran. Bahkan di bulan ke-empat, dia sudah khatam hingga tiga kali.
Kepala Lapas Beteng Ambarawa, Dwi Agus Setiabudi mengatakan, penerapan kurikulum pesantren sudah dimulai sejak tahun 2014. Berbarengan dengan peresmian Pesantren Darut Taibin atau rumah untuk bertaubat yang berada di dalam lapas.
Ia berharap dengan adanya pesantren ini, bisa mengubah pandangan masyarakat terhadap para napi.
"Dengan adanya peresmian pesantren, saya mohon yang diluar jangan punya persepsi lapas sebagai tempat pembalasasan. Intinya pembekalan lahiriah. Pendekatan dengan batiniah," sambung Dwi Agus.
Agus juga mengatakan, dengan bekal ilmu keagamaan ini, para narapidana nantinya bisa diterima masyarakat. Sebab di Pesantren Darut Taibin, para napi juga diajari keterampilan membuat kaos, kerajinan tangan hingga memasak.
Salah satu ustadz dari kalangan napi, Ahmad Nurohim, menyebut ada sanksi yang diterapkan kepada para santri napi jika bermalas-malasan belajar agama dan ibadah.
Cara itu menjadi salah satu kunci para santri napi memahami pelajaran agama.
"Enggak sholat, ada hukuman. Semisal lari. Awalnya memang para napi tidak terbiasa dengan makanan rohani, maka harus dipaksa dulu, kelamaan nanti biasa," timpal Ahmad Nurohim.
Metode lain yang dipakai untuk menarik minat napi, menerapkan dzikir dan hiburan.
"Kondisi masing-masing santri berbeda, yang belum mengerti. Karena itu petugas dan kyai harus telaten. Wajar namanya juga orang enggak pernah kenal Allah, perlu proses sangat lama, banyak dzikir. Kalau pengajian saya bawa hadiah, seperti kaos," sambungnya.
Di Lapas Beteng Ambarawa, ada 250 napi dan tahanan. Tapi yang rajin mengikuti pendidikan pesantren hanya setengahnya.
Sementara pengajar di pesantren lapas ini, terdiri dari berbagai kalangan. Mulai dari internal napi yang paham agama hingga kalangan ustad dari luar. Semua pengajar di lapas ini rela tak dibayar sepeser pun.
Sabar, masih delapan bulan lagi di bui.
Tapi ketika bebas nanti, ia dan puluhan santi napi lain bakal mengantongi sertifikat kelulusan.
"Nanti saya akan tunjukkan kalau saya bisa mengaji, bisa adzan. Sebelum ke sini tidak bisa sholat. Nanti di rumah, mengaji tiap hari, kerja enggak akan melanggar hukum lagi," tutup Sabar.
Editor: Quinawaty Pasaribu
Narapidana Jadi Santri di Lapas Beteng Ambarawa
Selama berada di Lapas Beteng, Sabar mulai belajar wudhu, sholat, dan terakhir membaca al-Quran. Hanya butuh waktu sebulan, ia pun lancar membaca ayat-ayat al-Quran.

Para narapidana di Lapas Beteng Ambarawa sedang mengaji. Foto: Shinta Ardhany/KBR
BERITA LAINNYA - SAGA
Kampung Liu Mulang Teladan Hidup Selaras dengan Alam
Tradisi menjaga lingkungan dilakoni dan diwariskan antargenerasi
Sampah Makanan Penyumbang Emisi
Badan Pangan Dunia FAO bahkan menyebut sistem pangan global sebagai pendorong terbesar kerusakan lingkungan
Menangkal Asap Rokok dan Covid-19 dengan Kampung Bebas Asap Rokok
Momentum pandemi jadi sarana efektif untuk edukasi bahaya asap rokok
Kesehatan Bumi dan Mental
Organisasi psikiater di Amerika Serikat, the American Psychiatric Association, menjelaskan bagaimana krisis iklim ini mengganggu kesehatan mental
Bendrong Menuju Dusun Mandiri Energi dan Pangan
Program rintisan biogas dikembangkan menjadi sistem pertanian terpadu. Ekonomi meningkat dan lingkungan terjaga.
Make Up Baik Untuk Iklim
Tren pemakaian make-up alias dandanan tak pernah mati. Tengok saja YouTube dan media sosial, di sana bertabur aneka konten tutorial berdandan.
Kulon Progo Terus Melawan Asap Rokok
Kebijakan antirokok tetap berlanjut meski ganti pemimpin
Bahaya E-Waste untuk Iklim
Sampah elektronik atau e-waste juga menjadi sumber emisi, sehingga bumi makin panas
Jernang Emas Rimba yang Terancam Punah
Jernang bukan hanya soal ekonomi, tetapi juga bagian dari tradisi Orang Rimba menjaga lingkungan
Berhitung Plastik Pada Kopi Senja
Indonesia adalah salah satu negara dengan konsumsi kopi terbesar di dunia. Secara perekonomian, ini tentu baik. Tapi seperti pedang bermata dua, sisi lain industri kopi kekinian mulai mengintai.
Ketika Burgermu Memanaskan Bumi
Tahukah kamu kalau daging lezat yang kamu makan itu berkontribusi pada perubahan iklim?
Adaptasi Petani Kendal Atasi Kekeringan
Kekeringan menjadi langganan petani selama puluhan tahun. Krisis air makin parah akibat perubahan iklim. Strategi adaptasi mulai dirintis kelompok pemuda.
Membangun Rumah Ramah Lingkungan
Ada banyak jalan menuju Roma. Ada banyak cara pula orang menunjukkan kepeduliannya pada lingkungan. Kali ini, Podcast Climate Tales mengajak kita ‘bedah rumah’ Minisponsible House yuk.
Menjaga Mangrove Pantai Bengkak
Konservasi mangrove untuk cegah abrasi akibat perubahan iklim. Perpaduan dengan wisata edukasi memberi nilai tambah ekonomi bagi warga
Nasib Petani Tembakau di Pulau Lombok
Petani mitra maupun swadaya sulit mendapat penghidupan layak karena ketidakpastian harga tembakau. Pandemi Covid-19 makin membuat nasib mereka terpuruk.
Melambat Bersama Slow Fashion
Industri Fashion adalah polutan terbesar kedua di dunia, setelah minyak dan gas. Tak heran karena dalam prosesnya prosesnya Industri ini banyak mengesampingkan kelestarian lingkungan.
Most Popular / Trending
Recent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Menyoal Program Restrukturisasi Jiwasraya
Kabar Baru Jam 8
Kapan Kekebalan Terbentuk Usai Vaksinasi Covid-19?
Kabar Baru Jam 10