SAGA

Dicari Mobil Hemat Energi Bebas Macet (3)

"Karena aturan soal mobil murah sudah keluar, Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) menyarankan pemerintah mengimbanginya dengan membangun infrastruktur jalan, sepeda, dan perbaikan transportasi massal."

Novri Lifinus

Dicari Mobil Hemat Energi Bebas Macet (3)
Mobil Murah, Ramah Lingkungan, LCGC, Otomotif, Gaikindo

Picu Kemacetan

Anggotanya  Eko Rudianto menyatakan Kementerian Perhubungan juga  sempat menyampaikan protes menyusul rencana dijualnya mobil murah. “Menteri Perhubungan juga protes. ‘Gimana, infrastruktur kayak begini, mobil akan bertambah kayak deret ukur, tapi infrastruktur deret hitung aja engga. Mbo, ada tambah klausul. Dia (produsen) bikin mobil seribu, tapi minimum 5 persen saja bikin bus lah. Kenapa engga LCGC bikin bus, kenapa justru mau bikin mobil pribadi. Nanti satu orang, satu mobil lagi,” paparnya.

Soal pengadaan bus tadi, Gaikindo siap membantu. Eko yang juga menjabat sebagai  Penasihat Direktur  di PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) mengaku produsen turut memikirkan hal ini. “Beberapa industri sekarang yang besar sudah mulai membangun bus gandengan. Bahkan, sebagai informasi, Toyota sendiri sudah minta didesainkan bus bertingkat. Nanti diproduksi misalnya di Hino. Hino punya bus bertingkat. Lumayan kan,” jelasnya.

Menanggapi tudingan mobil murah hemat energi akan menyumbang kemacetan tak membuat pusing Sevy, salah satu calon pembeli.  “Macet sudah pasti dan tidak bisa dihindari. Setiap hari juga kena macet juga, jadi sudah jadi biasa, ikhlas. Maklum aja. Ya kalau bisa sih, mobil-mobil besar itu kalau mau beralih ke mobil kecil lebih bagus. Yang besar ditinggal di rumah,” akunya.

Warga Jakarta lainnya, Endang Ruhyana  menyarankan sebaiknya masyarakat tak ikut menyumbang kemacetan dengan membeli kendaraan baru. Tapi melarang saja tak cukup jika transportasi massal yang murah, nyaman dan aman belum juga terealisasi.  “Aku sih lebih cenderung ke ini, kenapa tidak meningkatkan layanan publik kayak transportasi massal yang lebih baik sehingga orang-orang mau berpindah ke angkutan umum. Kalau sekarang ada mobil murah dengan embel-embel ramah lingkungan, ku rasa agak-agak mubazir,” sarannya.

Endang sendiri memilih bersepeda meski pendapatannya cukup untuk bisa membeli mobil murah.  Karena aturan soal mobil murah sudah keluar, Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) menyarankan pemerintah mengimbanginya dengan membangun infrastruktur jalan, sepeda, dan perbaikan transportasi massal. Menurut Ketua KPBB,Ahmad Syafruddin ketiga hal tadi bisa jadi feeder atau penghubung bagi masyarakat yang ingin berpergian.“Jadi kombinasi. Public transport, kemudian non motoris transport. Bisa jalan kaki sama sepeda. Itu menjadi satu kesatuan. Jadi kalau kita berorientasi memperbaiki untuk memperbaiki transportasi di sebuah kota, menghindari kemacetan dan sebagainya, tiga hal ini saja yang dilakukan,” jelasnya.

Senada dengan KPBB, Gaikindo mengimbau masyarakat pemilik mobil sebaiknya memakai kendaraannya di akhir pekan. Anggota Gaikindo, Eko Rudianto menjelaskan,”Inilah yang kita mau ubah. Masyarakat Indonesia, dia punya mobil untuk fun, untuk status, jangan dipakai untuk bekerja. Dididik. Masyarakat perkotaan, metropolitan itu harus berubah. Bekerja jangan bawa mobil. Dia bekerja (misalnya) pakai MRT. Itulah yang namanya kota metropolitan.”

Alih-alih memakai mobil untuk tujuan hemat energi, tapi kemacetan yang terjadi plus boros bahan bakar. Kalau prilaku tak diubah dari sekarang, kemacetan tak pernah tuntas.

Editor: Taufik Wijaya

  • Mobil Murah
  • Ramah Lingkungan
  • LCGC
  • Otomotif
  • Gaikindo

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!