KBR, Jakarta - Di utara Jakarta, ada satu perkampungan yang terkenal padat dan kumuh. Di sini, rumah-rumah berdempetan, gang jalanan hanya bisa dilewati sepeda motor, dan kalau banjir atau rob, kloset sudah pasti mampet. Inilah wajah perkampungan padat penduduk di Kelurahan Penjaringan, Jakarta Utara.
Sarmi, usianya 60 tahun. Ia sudah berpuluh tahun tinggal di kampung Penjaringan. Kalau banjir, rumah petaknya yang berukuran 3x4 meter, terendam. Kalau sudah begitu, jangan harap bisa buang air.
"Selama ini kan nenek sering ke WC umum. Mampet WC-nya," katanya. Sarmi tak sendiri, ada ribuan orang di Penjaringan, juga mengalami hal serupa.
Untuk mengatasi persoalan itu, muncul ide Kedoteng –Kereta Dorong Sedot Septic Tank. Cara kerjanya sama seperti mobil tanki sedot tinja. Hanya saja, karena lokasi rumah warga berada di dalam gang, sulit untuk dijangkau. Belum lagi, biayanya terbilang mahal untuk mereka; 300 ribu-800 ribu rupiah.
Karena itulah, Kedoteng dibuat. Alat ini sederhana; sebuah tabung dengan ukuran sekitar 1.5 meter dan lebar 1 meter –sebagai penampung tinja yang diletakkan di atas kereta dorong, pipa dengan panjang kurang lebih 15 meter serta mesin penyedot.
Dengan begitu, alat penyedot tinja Kedoteng bisa masuk ke gang-gang rumah. Asep, salah satu warga mengaku terbantu dengan adanya Kedoteng.
“Biaya lebih ringan sebab kalau penyedotan itu murah, dia bisa masuk ke dalam langsung disedot. Septic tanknya saya dapat bantuan gratis. Ini bagus buat masyarakat kecil di gang-gang kecil. Gerobaknya bisa masuk ke dalam,” jelas Asep.
Pria sepuh ini juga bercerita, kalau banjir datang, ia dan keluarganya terpaksa menggunakan toilet umum yang berjarak sekitar 50 meter. Begitu pula dengan Soetrisno, Ketua RW 10. Ia mengatakan, Kedoteng sangat membantu warganya dalam hal sanitasi pembuangan.
“Sangat membantu sekali karena kondisi pemukiman kami padat, jalan sempit. Jadi, warga sangat antusias sekali. Kalau dulu warga menggunakan MCK yang sudah nenek-nenek perlu dituntun. Dengan program Mercy pakai MCK bisa di rumah sendiri, lebih bersih dan nyaman. Tidak perlu ke MCK yang jauh,” imbuhnya.
Ketika diluncurkan pada 18 Mei lalu, Ketua Yayasan Mercy Corp Indonesia, Agni Pratama –pihak yang menelurkan konsep ini, menjelaskan mengapa Kedoteng diperlukan warga Penjaringan.
“Kita mengetahui Penjaringan merupakan wilayah yang harus ditingkatkan pola perilaku hidup bersih dan sehatnya serta infrastruktur yang berhubungan dengan air dan sanitasinya. Kami bergembira, pemerintah sudah punya program dan perhatian di masalah air dan sanitasi.”
Nantinya, warga tak perlu merogoh kantong untuk Kedoteng. Cukup dengan menyerahkan sampah daur ulang seperti botol plastik, sebagai pembayaran.
“Warga itu sekarang masih free. Nanti ke depannya kita kerjasama dengan Koperasi dan bank sampah. Kalau koperasi kita membayar dengan cicilan untuk pembuatan septic tank dan penyedotan dengan biaya sedot Rp 350 ribu. Bisa juga bayar pakai sampai seperti botol bekas," jelas Muslim, Ketua Kelompok Kerja Sanitasi RW 10.
Stiker kuning, satu persatu menempal di rumah-rumah warga perkampungan Penjaringan. Itu jadi tanda, si kloset sudah dijamah Kedoteng. Petugas pun akan mengecek kembali kondisi kloset itu per dua tahun.
Editor: Quinawaty Pasaribu
[SAGA] Kedoteng, Si Mobile Septic Tank
“Biaya lebih ringan sebab kalau penyedotan itu murah, dia bisa masuk ke dalam langsung disedot. Septic tanknya saya dapat bantuan gratis. Ini bagus buat masyarakat kecil di gang-gang kecil."

Sabtu, 11 Jun 2016 16:50 WIB

![[SAGA] Kedoteng, Si Mobile Septic Tank [SAGA] Kedoteng, Si Mobile Septic Tank](https://kbr.id/media/?size=730x406&filename=Kedoteng-Penjaringan-Sedot-Tinja-Yudi-KBR.jpg)
Kedoteng atau Kereta Dorong Sedot Septic Tank yang akan beroperasi di perkampungan Penjaringan, Jakarta Utara. Foto: Yudi Rachman/KBR.
BERITA LAINNYA - SAGA
Kampung Liu Mulang Teladan Hidup Selaras dengan Alam
Tradisi menjaga lingkungan dilakoni dan diwariskan antargenerasi
Sampah Makanan Penyumbang Emisi
Badan Pangan Dunia FAO bahkan menyebut sistem pangan global sebagai pendorong terbesar kerusakan lingkungan
Menangkal Asap Rokok dan Covid-19 dengan Kampung Bebas Asap Rokok
Momentum pandemi jadi sarana efektif untuk edukasi bahaya asap rokok
Kesehatan Bumi dan Mental
Organisasi psikiater di Amerika Serikat, the American Psychiatric Association, menjelaskan bagaimana krisis iklim ini mengganggu kesehatan mental
Bendrong Menuju Dusun Mandiri Energi dan Pangan
Program rintisan biogas dikembangkan menjadi sistem pertanian terpadu. Ekonomi meningkat dan lingkungan terjaga.
Make Up Baik Untuk Iklim
Tren pemakaian make-up alias dandanan tak pernah mati. Tengok saja YouTube dan media sosial, di sana bertabur aneka konten tutorial berdandan.
Kulon Progo Terus Melawan Asap Rokok
Kebijakan antirokok tetap berlanjut meski ganti pemimpin
Bahaya E-Waste untuk Iklim
Sampah elektronik atau e-waste juga menjadi sumber emisi, sehingga bumi makin panas
Jernang Emas Rimba yang Terancam Punah
Jernang bukan hanya soal ekonomi, tetapi juga bagian dari tradisi Orang Rimba menjaga lingkungan
Berhitung Plastik Pada Kopi Senja
Indonesia adalah salah satu negara dengan konsumsi kopi terbesar di dunia. Secara perekonomian, ini tentu baik. Tapi seperti pedang bermata dua, sisi lain industri kopi kekinian mulai mengintai.
Ketika Burgermu Memanaskan Bumi
Tahukah kamu kalau daging lezat yang kamu makan itu berkontribusi pada perubahan iklim?
Adaptasi Petani Kendal Atasi Kekeringan
Kekeringan menjadi langganan petani selama puluhan tahun. Krisis air makin parah akibat perubahan iklim. Strategi adaptasi mulai dirintis kelompok pemuda.
Membangun Rumah Ramah Lingkungan
Ada banyak jalan menuju Roma. Ada banyak cara pula orang menunjukkan kepeduliannya pada lingkungan. Kali ini, Podcast Climate Tales mengajak kita ‘bedah rumah’ Minisponsible House yuk.
Menjaga Mangrove Pantai Bengkak
Konservasi mangrove untuk cegah abrasi akibat perubahan iklim. Perpaduan dengan wisata edukasi memberi nilai tambah ekonomi bagi warga
Nasib Petani Tembakau di Pulau Lombok
Petani mitra maupun swadaya sulit mendapat penghidupan layak karena ketidakpastian harga tembakau. Pandemi Covid-19 makin membuat nasib mereka terpuruk.
Melambat Bersama Slow Fashion
Industri Fashion adalah polutan terbesar kedua di dunia, setelah minyak dan gas. Tak heran karena dalam prosesnya prosesnya Industri ini banyak mengesampingkan kelestarian lingkungan.
Most Popular / Trending
Recent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Pandemi dan Kesejahteraan Jurnalis dalam Krisis
Kabar Baru Jam 8
Seperti Apa Tren Wisata 2021?
Kabar Baru Jam 10