BERITA

Ahmadiyah Kersamaju Buka Sendiri Segel Masjid

"Selama Ramadhan, jemaat sholat di luar masjid."

Ahmadiyah Kersamaju Buka Sendiri Segel Masjid
Jemaat Ahmadiyah bersiap membuka segel masjid mereka di Desa Kersamaju, Tasikmalaya, Senin (29/6/2015) siang. (Foto: Usama Ahmad Rizal / @UsamaAhmadRizal)

KBR, Tasikmalaya - Jemaat Ahmadiyah di Desa Kersamaju, Tasikmalaya, Senin (29/6/2015) siang, telah membuka sendiri masjidnya yang disegel. Selanjutnya, jemaat merapikan masjid untuk digunakan shalat tarawih malam ini.

Selama Ramadhan ini, jemaat Ahmadiyah sholat di luar masjid yang ditutup seng tersebut.


Mubaligh Ahmadiyah untuk Priangan Timur, Syaeful Uyun, mengatakan pembukaan masjid didampingi oleh LBH Bandung dan disaksikan intel kepolisian. Tidak ada ormas intoleran yang datang.


"Pembukaan masjid berlangsung normal, lancar, aman," ujar Syaeful kepada KBR.

Foto : Usama Ahmad Rizal / @UsamaAhmadRizal

"Kami awali dengan sholat berjamaah di samping masjid. Sesudah itu ada sedikit pengantar dari saya. Kemudian berdoa bersama dan membuka masjid," jelasnya lagi.

Syaeful akan melapor ke Badan Badan Koordinasi Pengawas Aliran Kepercayaan Masyarakat (Bakor Pakem) dan bupati tentang pembukaan ini. Kata dia, Kepolisian dan pemerintah Tasikmalaya belum berkomentar mengenai aksi ini.


Masjid Ahmadiyah di Kersamaju, Tasikmalaya, disegel oleh pemerintah setempat sejak Maret 2015. Pemerintah berdalih masjid yang sedang direnovasi itu tidak memiliki izin dan mengganggu stabilitas warga.


Forum Kerukunan Umat Beragama mempertanyakan penyegelan itu karena warga Ahmadiyah dan non-Ahmadiyah sudah tinggal berdampingan di desa itu sejak lama.


Masjid ini dapat menampung 100-an jemaat yang berasal dari beberapa dusun.


Editor: Rio Tuasikal

 

  • Ahmadiyah
  • Tasikmalaya
  • masjid
  • Jemaat Ahmadiyah
  • masjid ahmadiyah
  • Islam
  • Toleransi
  • petatoleransi_08Jawa Barat_merah

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!